Wasiat Terakhir KH Abdul Karim Lirboyo Jelang Wafat
NU Online · Kamis, 9 Februari 2017 | 04:00 WIB
Menjelang wafat, pendiri Pesantren Lirboyo yang juga termasuk dalam tiga tokoh Lirboyo, KH Abdul Karim, menyampaikan nasihat terakhirnya.
"Mengko yen aku wis mati, aku tulung didungakno, yo! (nanti kalau aku sudah meninggal, tolong aku tolong didoakan, ya!),” pesannya dengan dengan nada rendah.
Susana hening. Sanak famili yang sedari tadi menunggui Mbah Karim diam seribu bahasa, menyimak pesan terakhir kiai kharismatik tersebut. Sejurus kemudian, Mbah Karim kembali melanjutkan wasiat terakhirnya yang justru di luar kebiasaan orang pada umumnya.
"Aku tulung dungakno ben diakoni santrine Mbah Kholil (aku tolong didoakan supaya diakui santrinya Mbah Kholil).”
Kiai Kholil, Bangkalan, Madura adalah guru Mbah Karim serta kiai-kiai besar lain di berbagai pelosok negeri. Kiai Kholil termasuk pencetak generasi ulama besar Nusantara.
Subhanallah, pribadi yang begitu masyhur kealimannya, yang memiliki ribuan santri, dengan rendah hatinya tetap minta dididoakan agar diakui sebagai santri. Allahummanfa'na bibarkatih. Amin. (Ulin Nuha Karim)
* Cerita ini disampaikan oleh KH. Muhammad Shofi Al Mubarok Baedlowie dari Allahu yarham KH Abdul Aziz Manshur dari Pacul Gowang, Jombang saat acara Ramah Tamah Purna MHM lirboyo 2007.
(Baca Juga: Kisah KH Abdul Karim Lirboyo Jadi Kuli Santri Barunya)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Memanfaatkan Sisa Umur dengan Kebaikan
2
Khutbah Jumat: Berbakti Kepada Orang Tua Sebelum Terlambat
3
Khutbah Jumat: Mendahulukan Nafkah Keluarga sebelum Bersedekah kepada Orang Lain
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Menjaga Diri dari Hoaks
5
LD PBNU Pastikan Imam dan Khatib Punya Kompetensi Memadai dengan Standardisasi
6
BPOM: Vaksin TBC Bill Gates Penuhi Standar, Indonesia Siap Lakukan Uji Klinis
Terkini
Lihat Semua