Kisah 2 Pengemis Buta Berharap Rezeki dari Allah dan Manusia
NU Online · Selasa, 29 Agustus 2023 | 15:00 WIB
Muhammad Aiz Luthfi
Penulis
Dikisahkan ada seorang wanita kaya yang dikenal pemurah, Ummu Ja'far namanya. Kedermawanan Ummu Ja'far masyhur di kalangan masyarakat, sehingga 2 pengemis buta pun mengetahui hal itu.
Setiap hari, 2 pengemis buta menunggu Ummu Ja'far di pinggir jalan yang biasa dilaluinya. Ketika 'bekerja', kedua pengemis buta ini punya harapan dan permintaan yang berbeda dengan ucapan doa yang juga berbeda.
"Ya Allah, anugerahkan rezeki kepadaku dari kemurahan-Mu," ucap pengemis buta pertama.
Baca Juga
Pengemis dan Si Kikir
"Ya Allah, anugerahkanlah rezeki kepadaku dari kemurahan Ummu Ja'far," ucap pengemis buta kedua.
Mengetahui hal itu, Ummu Ja'far segera memberikan sedekahnya kepada kedua pengemis tersebut dengan nilai yang berbeda.
Kepada pengemis pertama yang mengharap rezeki dari Allah, Ummu Ja'far memberikan uang 2 dinar. Selanjutnya, untuk pengemis kedua yang mengharap rezeki dari Ummu Ja'far, diberikan 2 adonan roti dan ayam bakar yang di dalamnya telah diselipkan uang 10 dinar.
Merasa tidak dapat uang, pengemis kedua ini menawarkan pada pengemis pertama agar roti dan ayam bakarnya ditukar atau dibeli dengan uang 2 dinar yang baru didapat dari Ummu Ja'far.
"Berikanlah uang itu kepadaku lalu ambillah roti dan ayam bakar ini untuk anak-anakmu," ujar pengemis kedua.
Baca Juga
Pengemis dan Shalawat Badar
Dua pengemis ini tidak tahu bahwa di dalam ayam panggang pemberian Ummu Ja’far itu terselip uang 10 dinar. Singkat cerita, pengemis pertama pun akhirnya sepakat untuk ditukar. Terjadilah transaksi di antara keduanya, kejadian serupa berlangsung selama 10 hari.
Setelah 10 hari, Ummu Ja'far kembali menemui pengemis kedua yang mengharapkan rezeki dari wanita kaya itu.
"Apakah kamu puas dengan pemberian kami?" tanya Ummu Ja'far pada pengemis kedua.
"Memangnya apa yang engkau berikan padaku?" kata pengemis itu menjawab dengan pertanyaan.
"100 dinar," jawab Ummu Ja'far.
"Tidak mungkin. Setiap hari engkau memberiku adonan roti dan ayam bakar, lalu aku menjualnya ke temanku dengan harga 2 dinar," jawabnya.
Ummu Ja'far pun merasa terkejut dan menyadari tentang kemurahan Allah pada hamba yang mengharapkan anugerah dari-Nya.
"Begitulah, dia (pengemis pertama) mengharapkan kemurahan Allah. Maka Allah segera memberinya kehidupan yang serba berkecukupan, meskipun dia sendiri tidak punya niat atau rencana seperti itu," ujar Ummu Ja'far.
Ummu Ja'far pun menegaskan bahwa barang siapa yang mengadukan kefakiran kepada Allah, pasti Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Selanjutnya, ia juga meyakini bahwa takaran rezeki setiap orang tidak akan tertukar. Ketika Allah sudah berkehendak pasti akan terjadi dan jika Allah tidak menghendaki pasti tidak akan terjadi.
Dari kisah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mengadukan aneka masalah atau mengharapkan rezeki kepada sesama manusia akan selalu meleset dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Sebaliknya, mengadukan semua keluh kesah hidup kepada Allah, pasti akan mendapatkan solusi dengan cara-Nya yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Kisah ini diungkap Abu Hafs Umar bin Hasan An-Naisaburi As-Samarqandi dalam kitab Nailul Hatsits fi Hikayatil Hadits (Beirut: Darul Kutub al-Alamiyah, 2001] halaman 62).
Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah Subang, Jawa Barat.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua