Sejarah perkembangan NU di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tidak terlepas dari keluarga Muzadi. Nama itu merupakan seorang pengusaha tembakau sukses di daerah Bangilan, Tuban. Dari pernikahannya dengan Rumyati, lahirlah sembilan bersaudara : Salim (meninggal sejak kecil), Abdul Muchith, Muyassaroh, Siti Muzayanah, Mahmudah, Istiqomah, Hanifah, Achmad Hasyim, dan Maftuchah.
Di kemudian hari, anggota keluarga tersebut menjadi tokoh besar NU. Di antara yang cukup populer antara lain KH Muchith Muzadi dan KH Hasyim Muzadi. Anggapan masyarakat bahwa “Ikut NU, sama dengan ikut keluarga Muzadi!”, ini semakin menguat, terlebih pada masa awal berdirinya NU di Tuban. Hal ini dipaparkan dalam buku “Perjalanan NU Tuban” (Mundzir dan Nurcholis, 2014).
Lahirnya NU di Tuban, khususnya di wilayah kota, tak lepas dari peristiwa pemisahan diri sejumlah tokoh NU dari Masyumi. Usai Muktamar NU di Palembang, tahun 1952, di mana salah satu keputusannya yakni : NU memisahkan diri dari Masyumi.
Gaung ini pun disambut para kader NU di berbagai daerah, termasuk Tuban. Tercatat sebelas orang tokoh NU Tuban, yang notabene juga merupakan tokoh utama Masyumi, keluar secara bersamaan, yaitu :
1. KH. Fathurrahman Kafrawi (pernah Menteri Agama)
2. KH.R. Mustain (Bupati Tuban 1945-1956)
3. KH. A. Muchith Maksum (Kakandepag Tuban)
4. KH Moertadji
5. Sayid Muhammad Mahdali
6. H. Fathurrahman Mu’thi
7. Kiai Taslim
8. Ikhwan Azhari
9. Aziz Nur Hasan
10. Kiai Abdul Hadi
11. Abdul Muchith Muzadi.
Dari kesebelas tokoh tersebut, kemudian terbentuklah kepengurusan PCNU Tuban periode pertama. Lalu dari mana kemudian muncul anggapan : ikut NU (Tuban) sama dengan ikut keluarga Muzadi?
Rupanya, pada kepengurusan periode pertama tersebut, memang didominasi keluarga Muzadi. Rais Syuriah NU Tuban, KH. A. Muchith Maksum dan Ketua Tanfidziyah, Ikhwan Azhari, keduanya merupakan ipar KH Abdul Muchith Muzadi. Kiai Muchith Maksum menikah dengan Siti Muzayanah, sedangkan Ikhwan menikahi Mahmudah.
Tidak hanya itu, Siti Muzayanah kemudian juga didapuk menjadi Ketua Muslimat NU, sementara adiknya Istiqomah dan Kiai Abdul Muchith muda, mengemban amanah sebagai Ketua IPPNU dan GP Ansor Tuban.
Perjuangan mereka kemudian dilanjutkan oleh adik-adik mereka. KH Hasyim Muzadi, seperti yang telah kita ketahui sendiri, bahkan menjadi Ketua Umum PBNU (1999-20010), sedangkan kakaknya, Nyai Hj Hanifah Muzadi, pernah menjadi Ketua PC Muslimat NU selama tiga periode (1993-2010). Lahumu al-fatihah! (Ajie Najmuddin)