Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) memang jagonya membuat film, berbagai film diproduksi lembaga budaya punya NU itu, salah satunya adalah Pagar Kawat Berduri karya sutradara Asrul Sani ketua Lesbumi, yang diproduksi oleh Munir Abu Sudjak, teman dekat Ketua umum PBNU Idham Cholid.
Film yang menggemparkan itu menjadikan iri kelompok Lekra, karena itu lembaganya PKI itu mengusulkan pelarangan film tersebut dengan tuduhan anti revolusi. Tuduhan yang sangat mengerikan dan mematikan saat itu. Tetapi Nynya Surya Dharma yang dekat dengan Gerwani itu membela film tersebut, maka terjadilah polemic di berbagai media nasional.
<>Kehebohan itu mendorong Koti untuk mengambil alih persoalan agar tidak menambah runyam keadaan. Hadir di forum Koti itu tidak tanggung-tanggung enam menteri datang, antara lain Menlu Ruslan Abdul Gani, Menteri Kebudyaan Prijono, Waperdam Choirul saleh dan sebagainya, bahkan Bung Karno sendiri menyempakan hadir, karena setengah tidak percaya atas tuduhan Lekra pada Lesbiumi itu, Soekarno tahu betul khitah politik Lesbumi yang revolusioner.
Mereka bersama-sama menyaksikan film tersebut. Namun, dalam sepanjang tayangan itu Soekarno terharu dan berdecak kagum. Ketika pertunjukan film itu usai langsung Bung Karno berteriak; “Mana elemen anti revolusinya? Justeru film itu menunjukkan sikap revolusionernya seperti yang kita butuhkan.” Dengan agak tersipu Menteri Prijono menjawab; “Ya, tetapi film itu mengandung semangan humanisme universal” gumamnya.
“Memangnya kenapa?” sergah Bung Karno “biarkan saja film itu beredar, sudara tahu Lesbumi yang membikin film itu adalah kelompok budayawan yang revolusioner, karena jangan diganggun dan tidak perlu kita ragukan komitmennya pada bangsa ini.”
Akhirnya film tersebut beredar luas di kalangan di berbagai daerah melalui pengurus cabang NU setempat, sehingga menghasilkan uang banyak tidak hanya bagi Lesbumi Pusat, tetapi juga pengurus cabang Lesbumi dan cabang NU. Saat ini memang sedang puncak kejayaan film nasional, setelah berhasil merebut dominasai perusahaan distributor film Amerika AMPAI. Lesbumi menyainginya dengan meproduksi film sendiri. (Abdul Mun’im DZ)
Sumber hasil wawancara dengan Asrul Sani
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua