Doa

Ini Lafal Doa untuk Para Sahabat, Tabi’in, Wali, dan Masyayikh

Ahad, 30 September 2018 | 09:00 WIB

Kita sering mendoakan orang-orang setelah nama mereka disebut. Kita berharap orang-orang yang didoakan itu mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah SWT. Kita menyebut praktik ini dengan istilah du‘aiyyah.

Untuk para sahabat kita mendoakan dengan taradhdhi, yaitu lafal “radhiyallāhu anhu” atau “radhiyallāhu anhum”.

رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ

Radhiyallāhu anhu, radhiyallāhu anhā, radhiyallāhu anhumā, atau radhiyallāhu anhum.

Kita juga dapat menggunakan lafal taradhdhi untuk mendoakan tabi’in, wali, dan masyayikh sebagaimana keterangan Syekh M Nawawi Banten berikut ini.

وفي حق الصحابة والتابعين والأولياء والمشايخ بالترضي وفي حق غيرهم يكفي أي دعاء كان انتهى

Artinya, “(Tetapi lafal yang sesuai dan layak) untuk para sahabat, tabi’in, wali, dan masyayikh adalah lafal taradhdhi, dan untuk selain mereka sudah cukup, yaitu doa sebagai adanya. Selesai,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 4).

Sementara untuk selain mereka, kita dapat menggunakan lafal “rahimahullāh” atau “yarhamuhullāh”. Sedangkan khusus untuk para nabi dan rasul, kita memakai lafal shalawat dan salam. Wallahu a’lam. (Alhafiz K)