Karena kebiasaan itu, tanpa disadari orang-orang di sekita kita mulai menjauh dan menjaga jarak karena ucapan tajam dan mulut kotor kita. Banyak orang tersakiti oleh ucapan kita. Sampai di sini, bahaya sudah hadir di tengah kita.
Oleh karena itu, sebelum jauh sampai bahkan pertikaian atau pengucilan sebagai sanksi sosial, kita dianjurkan untuk melakukan introspeksi dan kerap menahan diri untuk tidak dengan ringan berkata tajam. Kita juga dianjurkan memperbanyak istighfar sebagai bentuk doa kepada Allah untuk mengontrol ucapan kita mana yang perlu dikatakan dan mana yang tidak perlu. Istighfar ini merupakan anjuran Rasulullah SAW untuk Hudzaifah RA yang mengadukan keluhannya.
Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di kitab Ibnu Majah dan Ibnu Sunni dari Hudzaifah RA, ia berkata, ‘Aku mengadu kepada Rasulullah SAW perihal kotornya ucapanku.’ Rasulullah SAW mengingatkan, ‘Kamu di mana di saat-saat istighfar? Sungguh, aku beristighfar kepada Allah setiap hari seratus kali,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, Kairo, Darul Hadits, 2003 M/1424 H, halaman 289-290).
Istighfar di sini dipahami sebagai permohonan ampunan kepada Allah atas kotornya mulut kita. Tetapi istighfar di sini juga bermakna doa agar Allah berkenan meningkatkan kewaspadaan dan keterjagaan kita dalam mengendalikan ucapan kita. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
3
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2205
6
Menlu Iran ke Rusia, Putin Dukung Upaya Diplomasi
Terkini
Lihat Semua