Doa

Doa saat Kesusahan seperti Sakit dan Bala

Kam, 14 April 2016 | 19:01 WIB

Manusia tidak selalu sehat dan senang. Sekali waktu ia terserang penyakit. Adakala ia menanggung sebuah musibah entah kerugian terus menerus, kekeringan tak kunjung usai, tanaman di sawah yang tak pernah hasil, kecelakaan, penipuan, dan bentuk musibah lainnya. Dalam keadaan sehat dan sakit, senang dan susah, manusia mesti mengembalikan hati dan pikirannya kepada Allah SWT.

Terlebih lagi dalam keadaan sakit dan tertimpa bala. Dalam keadaan terjepit seperti ini manusia dianjurkan untuk berdoa sebagai berikut agar beban sakit dan musibah yang diderita terkurangi. Berikut ini doanya.

بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ تَوَكَّلْتُ عَلَى الحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَالحَمْدُ لِلهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ شَرِيْكٌ فِي المُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ الكَرِيْمِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ فَرَجًا وَمَخْرَجًا.

وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ. وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه. إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ. قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا. وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّآتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

Setelah itu membaca dzikir berikut ini sebanyak empat puluh kali.

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ  

Bismillâhirrahmânirrahîm, tawakkaltu ‘alal hayyil ladzî lâ yamût. Walhamdulillâhil ladzî lam yattakhidz waladan, wa lam yakullahû syarîkun fil mulki, wa lam yakullahû waliyyun minadz dzulli, wa kabbirhu takbîrâ, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘adzîm.

Lâ ilâha illallâhul adhîmul halîm. Lâ ilâha illallâhu rabbul ‘arsyil adhîm. Lâ ilâha illallâhu rabbus samâwâti wa rabbul ardhi. Lâ ilâha illallâh rabbul ‘arsyil karîm. Allâhummaj‘al lî min kulli dlîqin farajaw wa makhrajâ.

Wa man yattaqillâha yaj‘al lahû makhrajâ, wa yarzuqhu min haitsu lâ yahtasib. Wa man yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh. Innallâha bâlighu amrih. Wad ja‘alallâhu likulli syai’in qadrâ. Wa man yattaqillâha yukaffir ‘anhu sayyi’âtihi wa yu‘dhim lahû ajrâ.

Setelah itu membaca dzikir berikut ini sebanyak empat puluh kali.

Lâ ilâha illâ anta. Subhânaka innî kuntu minadh dhâlimîn.

Artinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku serahkan diriku kepada Tuhan yang hidup, yang tidak mati. Segala puji bagi Allah yang tidak memiliki anak, tidak menjadikan sekutu di dalam kerajaan-Nya, dan tidak menjadikan pelindung yang menjaga-Nya dari kehinaan. Besarkanlah Allah dengan kebesaran-Nya. Tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Tiada Tuhan yang disembah selain Allah Yang Maha Besar lagi tiada lekas murka. Tiada Tuhan yang disembah selain Allah, Tuhan ‘Arasy yang besar. Tiada Tuhan yang disembah selain Allah, Tuhan langit dan bumi. Tiada Tuhan yang disembah selain Allah, Tuhan ‘Arasy yang mulia. Hai Tuhanku, jadikan bagiku keluasan dari setiap kesusahan dan jadikan bagiku jalan keluar daripadanya.

Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah memberikan keluasan jalan dan memberinya rezeki dari sesuatu yang tak terduga olehnya. Siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, niscaya Allah memeliharanya. Sungguh Allah menggagahi kita dalam segala perintah-Nya. Alah telah menjadikan segala sesuatu itu ada batasnya. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah mengampuni akan segala dosanya dan akan membesarkan pahalanya.

Tiada tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang melakukan aniaya,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

Dengan kembali kepada Allah, semua beban yang diderita manusia akan terasa ringan. Karena Allah hadir menyertai mereka yang bersabar. Dari sanalah pintu kemudahan diharapkan terbuka. Simpulan dan kebuntuan mulai terurai. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)