Doa

Doa Rasulullah SAW saat Terlilit Utang

Sel, 18 Oktober 2016 | 00:04 WIB

Utang merupakan salah satu bentuk mu‘amalah yang diperbolehkan. Namun demikian setan kerap menggoda kita agar mengemplang utang termasuk utang pajak. Kita dibujuk untuk tidak memenuhi kewajiban membayar utang. Karenanya membayar utang adalah jihad yang sangat luar biasa.

Di samping faktor bujukan setan, kita belum sanggup melaksanakan kewajiban bayar utang karena belum mampu. Pikiran kita terbebani oleh utang itu karena rezeki yang habis hanya untuk makan tanpa tersisa untuk disisihkan.

Untuk kondisi seperti ini Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa yang diharapkan agar Allah menurunkan beban utang yang sedang kita pikul.

اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allâhummakfinî fi halâlika ‘an harâmik, wa aghninî bi fadhlika ‘amman siwâk

Artinya, “Tuhanku, cukupilah diriku dengan jalan (harta) yang Kauhalalkan, bukan jalan (harta) Kauharamkan; dan lengkapilah diriku dengan kemurahan-Mu, bukan kemurahan selain diri-Mu.”

Doa Rasulullah SAW yang diterima Sayidina Ali RA ini diajarkan kepada salah seorang mukatab (budak yang tengah mencicil kemerdekaan dirinya) saat mengeluhkan beban utangnya kepada Sayidina Ali. “Maukah kamu kalau kuberitahu beberapa kalimat yang diajarkan Rasulullah SAW kepadaku? Kalau kau terbebani utang sebesar gunung, niscaya Allah akan melunasinya,” kata Sayidina Ali.

Meskipun utang diperbolehkan, hanya saja besaran utang ini perlu diperhatikan. Kalau bukan untuk kepentingan yang sangat mendesak, baiknya hindari utang. Karena utang dengan besaran yang tinggi akan menyulitkan kita sendiri. Doa ini diriwayatkan Sayidina Ali dan dicantumkan oleh Imam An-NAwawi dalam karyanya Al-Adzkar. (Alhafiz K)