Daerah

W'dank Jahe, Forum Diskusi Ala Ansor Jati

NU Online  ·  Selasa, 24 Mei 2016 | 23:30 WIB

W'dank Jahe, Forum Diskusi Ala Ansor Jati

Suasana kegiatan W'dank Jahe Ansor Kecamatan Jati yang diikuti puluhan kader-kader muda NU

Kudus, NU Online
Bagi penyelenggara kegiatan, mengemas sebuah acara menjadi menarik sudah menjadi keniscayaan. Harapannya, kegiatan yang direncanakan mampu menyedot perhatian peserta untuk menghadiri sekaligus menikmatinya dari awal hingga purna acara.
 
Apalagi kegiatan yang berbentuk diskusi, membutuhkan kreativitas yang cerdas guna memancing daya tarik peserta. Bukan hanya topik bahasannya, tetapi kemasan acara dan sajian menunya perlu keragaman yang tidak membosankan.
 
Hal demikian inilah yang menjadi pemikiran para aktivis dan pengurus Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.  Sabtu malam (21/5) lalu, mereka mengawali sebuah acara kajian dialogis yang diberi nama W'dank Jahe (Wadah Diskusi Ansor Kecamatan Jati Hebat).
 
Untuk pertama kalinya, acara  yang bertempat di Gedung MWC NU Jati ini mengangkat topik diskusi "Penguatan Ideologi, Menopang Kemandirian Organisasi" bersama nara sumber Gus Muhammad Liwa Uddin Nadjib (pengasuh Pesantren Mansajul Ulum Margoyoso Pati) dan H Sarmanto (ketua PC GP Ansor Kudus). Dengan duduk melingkar, peserta W'dank Jahe yang sebagian besar aktivis Ansor, Fatayat NU, dan warga NU pada umumnya tampak sangat antusias dan diskusi berlangsung dinamis.
 
Menu jajanan yang disajikan pun berupa makanan tradisional dari hasil alam. Di antaranya, kacang godok, pisang godok, jagung godok dan ketela godok yang disuguhkan di atas daun pisang. Untuk minumannya, sebagai ciri khas acara, dibuat spesial yakni wedang jahe hangat .
 
Menurut Ketua PAC GP Ansor Jati Hadi Sofiyan, W’dank Jahe merupakan wadah pertemuan kader-kader NU yang bertujuan meningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kader dengan kemasan acara santai namun bermakna.
 
"Kader-kader NU sangat memerlukan sentuhan-sentuhan pencerahan wawasan maupun ilmu. Termasuk juga memberi ruang kader mengasah kemampuan dalam menuangkan gagasan yang bisa melahirkan pikiran-pikiran pikiran cerdas terkait topik yang dibicarakan," katanya.
 
Dijelaskan, kegiatan W'dank Jahe rencannya akan dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan dengan tema-tema bahasan yang aktual. Tidak hanya masalah kajian internal, melainkan persoalan ekternal seperti masalah keagamaan, sosial maupun budaya dan perekonomian.
 
"Mengenai jajanan kita bikin yang khas berupa hasil tanaman alam yang dibawa para para pengurus. Karena memang W'dank Jahe ini juga untuk membangun kebersamaan antarkader, pengurus NU, dan badan otonom terutama Ansor.
 
Pembicara Gus Liwa Uddin dalam acara tersebut menekankan pentingnya berjamiyah sebagai upaya penguatan ideologi Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah. Menurutnya, para pengurus NU mulai ranting sampai pusat mengenalkan jam'iyah NU baik secara organisasi maupun perilaku yang dilakukan sehari-hari.
 
"Kalau orang dulu sudah yakin terhadap kebenaran apa pun yang dilakukan dan dikatakan oleh paraa kiai dan ulama NU. Namun sekarang, orang masih menanyakan asal-usul dan dalilnya. Maka kita tidak boleh lengah, apalagi lelah  untuk berjuang melestarikan ajaran NU dengan membekali masyarakat ideologi yang benar sekaligus memberikan pemahaman ajaran yang benar," tegasnya.
 
Sementara, H. Sarmanto menekankan organisasi ansor harus mampu berkiprah secara mandiri. GP Ansor, katanya, tidak boleh bergantung pada Pemerintah mapun swasta.
 
"Termasuk dalam hal menentukan kebijakan langkah dan gerakan tidak akan dan tidak terpengaruh swasta ataupun pemerintah. Ini sesuai visi misi Ansor Kabupaten Kudus," tegasnya. (Qomarul Adib/Mahbib)