Daerah PILPRES 2014

Waspadai Kecurangan, PMII DKI Sebar Kader Awasi TPS-TPS

NU Online  ·  Rabu, 9 Juli 2014 | 04:30 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) DKI Jakarta mengimbau kepada seluruh kader PMII se-DKI Jakarta untuk turut mengawal proses pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh wilayah DKI Jakarta pada Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014. Seluruh kader PMII DKI Jakarta yang berada di 32 kampus disebar ke setiap TPS untuk memastikan pemilu di Indonesia sudah berkualitas.
<>
Ketua Umum PKC PMII DKI Jakarta Mulyadin Permana mengatakan, bagaimanapun demokrasi prosedural yang dijalankan melalui pemilu di Indonesia harus semakin bermutu. "Demokrasi prosedural yang berjalan periodik 5 tahunan harus semakin berkualitas untuk menunjukkan kematangan demokrasi di Indonesia," tutur Mulyadin.

Mulyadin mengatakan hal itu karena melihat proses pemilu selama ini masih amburadul dan tidak berkualitas, khususnya pada pengalaman pemilu legislatif pada 9 April lalu yang sarat kecurangan dan di sana-sini. "Kecurangan-kecurangan dan money politic yang ramai terjadi pada pemilu legislatif lalu harus mampu direduksi oleh semua pihak," tegas Mulyadin.

Tanggung jawab atas terselenggarannya pemilu yang berkualitas tidak hanya milik KPU dan Bawaslu, tetapi juga berada pada pundak seluruh unsur masyarakat baik aparat penegak hukum, para petugas penyelenggara pemilu, peserta pemilu, mahasiswa dan seluruh rakyat.

"Masyarakat harus lebih aktif mengawal proses pemilu pada 9 Juli ini, sehingga indikasi kecurangan dan money politic tidak terjadi lagi," imbuhnya. Bagi Mulyadin, kualitas pemilu ditentukan oleh peran aktif seluruh rakyat Indonesia yang ingin melihat demokrasi di Indonesia semakin berkualitas.

Maka, sebagai komitmen untuk memajukan demokrasi di Indonesia, PKC PMII DKI Jakarta mengimbau kepada seluruh mahasiwa yang menjadi kadernya untuk memastikan Pilpres 2014 berjalan sesuai prosedur, aman, tertib, berkualitas dan tidak terjadi kecurangan apapun di TPS seluruh wilayah DKI Jakarta. "Mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) harus mengambil peran memajukan demokrasi di Indonesia salah satunya dengan mengawal langsung proses pemungutan suara di TPS-TPS," tutup Mulyadin. (Mahbib Khoiron)