Jakarta, NU Online
Joko Susilo, pengampu mata pelajaran Gambar Teknik Otomotif pada Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama (SMK NU) 3 Kaliwungu, Kendal merupakan sosok guru yang tak berjarak dengan siswa. Ia kerap kali bercanda dengan anak didiknya itu. Tak ayal, saking dekatnya, siswanya juga kerap kali menimpalinya dengan candaan pula.
Video singkat antara dia dan siswanya yang sempat viral itu juga merupakan bentuk candaan mereka. Hal ini disampaikan langsung oleh Muhaidin, Kepala SMK NU 3 Kaliwungu, Kendal, melalui keterangan tertulis yang ia tandatangani dan disampaikan secara verbal juga melalui video.
āPeristiwa pemukulan guru terhadap siswa adalah tidak benar,ā katanya dalam video yang sudah beredar di media sosial itu juga pada Ahad (11/8).
Ia menyampaikan bahwa saat itu Joko tengah mengakhiri mata pelajarannya di jam terakhir pada Kamis (8/11). Namun, para siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) ramai bercanda. Sebagian di antaranya saling lempar kertas hingga mengenai Joko.
Hal tersebut membuat Joko meminta mereka mengaku siapa yang lemparan kertasnya mengenainya. Tak ada yang mengaku, tetapi justru beberapa siswa itu maju ke depan kelas untuk mencandainya dengan harapan agar Joko tidak marah.
āKarena pada dasarnya Pak Joko adalah guru yang suka bercanda dengan anak-anak pada saat pembelajaran,ā kata Muhaidin.
Tindakan tersebut, lanjutnya, justru ditanggapi reaktif oleh Joko dengan melakukan gerakan seperti orang yang akan berkelahi sehingga membuat anak-anak semakin mendekati Pak Joko sambil tertawa-tawa dan menyentuh bagian tubuh Pak Joko.
āBagian inilah yang berkesan seolah-olah terjadi tindakan pemukulan dan pengeroyokan terhadap guru,ā terangnya.
Muhaidin menceritakan bahwa setelah kejadian tersebut, pelajaran dilanjutkan kembali dan diakhiri dengan doa bersama. Hal ini, menurutnya, membuktikan bahwa peristiwa itu murni guyonan anak-anak dan tidak ada tindakan pemukulan terhadap guru.
āJadi kami tegaskan lagi bahwa pada hari Kamis, 8 November 2018, tidak ada pemukulan/pengeroyokan siswa terhadap guru,ā jelasnya.
Adapun beredarnya video tersebut berawal dari unggahan perekam ke cerita media sosial Whatsapp. Menurut keterangan pengunggahnya, video tersebut hanya muncul selama satu menit dalam ceritanya, setelahnya langsung dihapus.
āMenurut anak hanya berlangsung selama satu menit setelah itu dihapus, dari sinilah video tersebut menyebar dan diviralkan oleh pihak lain,ā terangnya.
Muhaidin juga menyadari bahwa guyonan tersebut sudah melewati batas wajar. Oleh karenanya, ia telah memanggil siswa yang terlibat dan akan bertemu dengan orang tua mereka pada Senin (12/11).
Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama KH Arifin Junaidi memang mendorong guru-guru di lingkungannya untuk tidak mengambil jarak dengan siswa. Tetapi, ia juga menyayangkan hal itu bisa terjadi.
Pria asal Kendal itu menjelaskan bahwa candaan itu bisa dilihat dari sepatu Joko yang lepas dan tawa anak-anak. Meskipun demikian, ia berharap agar ini tidak lagi terjadi.
Arjuna, sapaan akrabnya, juga meminta kepada pihak sekolah agar menindak perekam video tersebut mengingat adanya larangan membawa ponsel di lingkungan sekolah.
āDi sekolah maarif NU dilarang membawa handphone,ā katanya. (Syakir NF/Abdullah Alawi)