Daerah

UNU Yogyakarta Sambut Gagasan Kementerian Desa

NU Online  ·  Jumat, 6 Juli 2018 | 00:00 WIB

UNU Yogyakarta Sambut Gagasan Kementerian Desa

Kegiatan Kemdes PDTT. (dok: humas)

Yogyakarta, NU Online
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonsia atau Kemendes PDTT resmi meluncurkan Akademi Desa 4.0. Karenanya, aspek kreativitas, inovasi, dan enterpreneurship para pelaku desa menjadi prasyarat utama pencapaiannya. 

Menurut pengamat ekonomi dan politik dari program studi akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Bambang Arianto bahwa apa yang dilakukan kementerian ini sebagai langkah maju. “Langkah inovatif dari akademi Desa 4,0 bila berjalan dengan baik bisa diharapkan untuk menopang proses transformasi ekonomi desa yang semula konvensional menuju ekonomi digital,” katanya, Kamis (5/7).  

Apalagi diketahui bersama bahwa dampak dari transformasi digital beragam produk dan potensi desa akan dapat dipublikasikan di seluruh wilayah Indonesia. “Juga dapat dipasarkan melalui sistem e-commerce,” ungkapnya. 

Dengan kata lain, proses tersebut setidaknya dapat membuat masyarakat pedesaan lebih melek dalam segala hal termasuk dalam transaksi ekonomi. “Dengan begitu, pelaku usaha di pedesaan dapat memutus mata rantai penjualan yang membuat produk mahal hingga sampai kepada calon pembeli,” ungkap Bambang. 

Termasuk dapat membawa berbagai produk desa maupun usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di pedesaan untuk dapat lebih bersaing secara nasional maupun internasional. “Yang tentunya ini dapat ikut mendongkrak perekonomian di tingkat pedesaan,” urainya.

Uniknya, akademi desa 4.0 juga melakukan standarisasi pembelajaran pembangunan desa di Indonesia. Alhasil, para pengurus Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, perangkat, pengelola kegiatan, pendamping, dan pengelola lembaga kemasyarakatan desa yang lulus pelatihan, praktis akan teruji kompetensinya sekaligus berhak menerima sertifikat kompetensi pembangunan desa. 

“Dengan demikian, akademi desa akan dapat menjawab permasalahan yang selama ini belum bisa teratasi terutama dari aspek peningkatan kualitas sumber daya manusia,” katanya. 

Selain itu menurut Bambang Arianto, bila ekonomi digital merambah di kawasan pedesaan dengan dukungan program Palapa Ring yang bertujuan memperluas pemerataan akses internet ke seluruh penjuru Tanah Air, desa kian terdorong untuk berkembang. 

“Statusnya menjadi desa mandiri dengan kekuatan ekonomi lokal yang bernilai global,” katanya.

Bahkan, akan banyak desa yang dapat mendongkrak potensi ekonomi lokal, termasuk mengembangkan destinasi baru bagi daerah yang ada, lanjutnya. 

“Artinya, potensi besar inilah yang harus segara ditangkap oleh pelaku dan perangkat desa untuk mendongkrak ekonomi pedesaan,” tegasnya.

Dirinya berharap, upaya memberdayakan desa melalui program akademi desa 4.0 akan banyak memberikan sumbangsih bagi penguatan ekonomi Indonesia. “Sekaligus membuka peluang bagi masyarakat desa untuk kian memperpendek celah kesenjangan ekonomi di era ekonomi digital,” pungkasnya. (Red: NU Online