Daerah

UNU Surakarta Gelar Seminar Pembentukan Karakter Milenial

NU Online  ·  Kamis, 15 November 2018 | 10:45 WIB

Surakarta, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta, bekerjasama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah mengadakan kegiatan seminar nasional dengan tema Peran Pemimpin Bangsa dalam Membentuk Karakter Generasi Milenial.  Kegiatan dilakukan pada hari Rabu (14/11) diikuti oleh 500 mahasiswa di Gedung Serbaguna UNU Surakarta.

Seminar menghadirkan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Polisi Condro Kirono; Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Maragustam Siregar; dan Rektor UNU Surakarta, H A Mufrod Teguh Mulyo,

Rektor UNU Surakarta, H A Mufrod Teguh Mulyo menyampaikan bahwa  kegiatan seminar didahului dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UNU Surakarta dengan Polda Jawa Tengah dalam bidang tri dharma perguruan tinggi.  

Selanjutnya, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Polisi Condro Kirono mengimbau generasi milenial untuk bangga dengan NKRI.  NKRI adalah negara besar, dengan penduduk 256 juta, ranking 4 dunia dengan 1.340 suku. Ia juga mengimbau generasi milenial agar waspada dengan radikalisme.

"Jika Sumpah Pemuda pada tahun 1928 menghasilkan kesimpulan bahwa musuh bersama pemuda adalah penjajahan, maka musuh kita bersama saat ini adalah memerangi kemiskinan, radikalisme, intoleransi, hate speech dan cyber crime. Generasi harus waspada dengan radikalisme, ciri radikal adalah tidak mau diberi masukan selain dari kelompoknya sendiri," katanya. 

Ia berharap UNU Surakarta dapat menjadi agen penjaga moral bangsa, mengembangkan sikap nasionalisme dengan pendidikan Islam yang moderat.

Di Akhir orasinya, Kapolda mengutip pernyataan Bung Karno, "Beri aku 1000 orang tua, akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda,  niscaya akan kuguncangkan dunia."

Selanjutnya Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Maragustam Siregar mengingatkan generasi milenial untuk mewaspadai tanda-tanda kehancuran bangsa, yaitu Perilaku kekerasan, penyebaran kata-kata kotor dan hoaks, pengaruh teman lebih berpengaruh daripada keluarga, maraknya pergaulan bebas, munculnya sikap egosentris, menurunnya rasa cinta tanah air, berkembangnya rasa curiga, dan maraknya hate speech.

"Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan keteladanan dari pemimpin bangsa, menciptakan sistem yang baik, dan membentuk karakter baik generasi milenial," ujarnya.

Cara membentuk karakter generasi milenial adalah melakukan kebiasaan yang positif, meninggalkan perilaku yang negatif, dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Profesor Maragustam mengakhiri orasinya dengan semboyan pendidikan karakter, yaitu "Tanamkan fikiran, kau akan menuai tindakkan. Tanamkan tindakkan, kau akan menuai kebiasaan. Tanamkan kebiasaan, kau akan menuai karakter. Tanamkan karakter, kau akan menuai nasib yang baik." (Rustam Ibrahim/Kendi Setiawan)