Daerah HARLAH KE-94 NU

Ulama Banten: Kemandirian Organisasi Terlihat dalam Ekonomi yang Massif

Sab, 1 Februari 2020 | 11:30 WIB

Ulama Banten: Kemandirian Organisasi Terlihat dalam Ekonomi yang Massif

Harlah NU di Tangsel, Jumat (31/1) (Foto: NU Tangsel)

Tangerang Selatan, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Ummul Quro’ Kota Tangsel, Banten, KH Syarif Rahmat mengatakan, organisasi yang berkomitmen memajukan jamaah atau jamiyahnya seperti Nahdlatul Ulama (NU) adalah dengan gerakan ekonomi kerakyatan dan gotong royong dalam satu barisan yang konkret. Pasalnya, kemandirian organisasi terlihat dalam sebuah gerakan ekonomi yang mapan dan massif.
 
Menurutnya, bagi NU sebenarnya mudah untuk membangun gerakan ekonomi yang mapan tersebut.

"Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang mapan dari tingkat pengurus ranting hingga pengurus besar. Bahkan secara struktural mirip sekali dengan miniatur negara. Oleh karena itu sangat mudah membangun gerakan ekonomi kerakyatan yang kuat dalam bingkai gotong royong," tutur KH Syarif Rahmat.
 
Memberikan  pada Harlah ke-94 NU yang disertai dengan Halaqoh Kebangsaan di Halaman Kantor PCNU Kota Tangsel, Jumat (31/1), Kiai Syarif Rahmat mengatakan bahwa semangat dan gerakan membangun NU yang bermartabat tentu banyak rintangan. Akan tetapi, soliditas organisasi tetap dipertahankan.

"Dinamika organisasi pasti ada di setiap sudut yang kita lihat, namun kemandirian untuk berkomitmen menjadi sebuah organisasi yang baik adalah mengedepankan soliditas maksimal," tuturnya dalam kegiatan bertema Konsolidasi Sughro Menuju Kemandirian Umat. 
 
Sementara itu, Sekretaris PCNU Kota Tangsel H Himam Muzzahir mengatakan, dalam tatanan kehidupan bernegara di Indonesia, NU dan negara adalah dua aspek yang saling mengokohkan.
 
"NU merupakan fondasi moral bagi keselamatan negara sedangkan kekuasaan negara adalah penjaga supaya NU senantiasa tertanam kuat dalam kehidupan para jama’ahnya," tuturnya. 
 
Karena itu, Muzzahir mengajak semua pihak untuk memahami dan meresapi kembali pemikiran para pendiri Republik ini tentang relasi NU dan negara. Muzzahir mengatakan, bahwa NU adalah pemilik kebenaran (ashabul haq) sementara negara adalah penguat bagi pemilik kebenaran.
 
Pembina IPNU Kota Tangsel Ahmad Andi Wibowo menambahkan, Indonesia merupakan negara majemuk yang sangat variatif tipologinya dan kondisi kebudayaannya hingga sosial kemasyarakatan.
 
"Maka, kebutuhan saat ini adalah gerakan ekonomi yang bermartabat dan menjadikan Nahdlatul Ulama sebagai pakem atau paham terdepan yang bisa diakses siapapun dan dirasakan oleh masyarakat luas sesuai kaidah amaliah, fikrah dan harakah," ujar Ahmad Andi Wibowo.

Atas dasar pemikiran tersebut, Andi yang juga tim asistensi Kemendesa PDTT RI menambahkan, sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama, IPNU Kota Tangsel merasa terpanggil untuk turut serta meneguhkan kembali nilai-nilai kebangkitan ekonomi dan kemandirian warganya.
 
"Karenanya, tema Muktamar NU 2020 adalah: NU Mandiri, Indonesia Bermartabat. Hal ini sejalan dengan konsep Nahdlatut Tujjar sebagai semangat kemandirian menata ekonomi jamaah dan jamiyah NU," ucapnya.
 
Bendahara Pengurus Pusat LAZISNU sekaligus Bendahara PCNU Kota Tangsel H Abdullah Mas’ud mengatakan, bahwa roda organisasi ekonomi merupakan hal pokok yang tidak bisa ditawar. Karenanya, segala hal bisa teratasi manakala hal pokok tersebut terpenuhi.
 
"Kemandirian ekonomi merupakan hal pasti yang dilakukan oleh NU sebagai organisasi terbesar di dunia. Bukan hal yang tidak mungkin seandainya seluruh jamaah NU se-Indonesia menguatkan barisan dan bersatu padu mengembangkan sektor ekonomi dan kemandirian umat, maka NU beserta jama’ahnya tidak akan tercerai berai dan akan selalu kokoh menjalankan roda organisasi," papar Mas'ud.
 
Di lain sisi, Ketua IPNU Kota Tangsel Ahmad Sibly, menegaskan bahwa pelajar NU tertuntut untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih masif, efisien dan efektif guna menyelesaikan kondisi-kondisi sosial masyarakat yang nantinya menuju gerakan kemaslahatan baik dari sisi ekonomi maupun pendidikan.
 
"IPNU Tangsel ingin sekali bersinergi dengan badan otonom dan organisasi kepemudaan lainnya. Semata-mata hanya untuk menguatkan basic network yang dimiliki oleh seluruh organisasi kepelajaran dan kepemudaan," katanya.
 
Dalam acara tersebut juga dilakukan peluncuran Koin Muktamar sekaligus penyerahan hasil fundrishing yang terkumpul dari para jamaah NU Kota Tangsel kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Selanjutnya dana tersebut akan dikumpulkan bersama dengan PCNU lainnya se-Indonesia untuk digunakan sebagai pembiayaan Muktamar ke-34 NU yang akan berlangsung di Provinsi Lampung bulan Oktober 2020. Hal ini dilakukan oleh NU sebagai bentuk kemandirian jamaah.
 
Hadir juga sebagai tamu undangan kehormatan para Majelis Wakil Cabang NU, ranting NU, komunitas gereja dan organisasi kepemudaan se-Kota Tangerang Selatan.
 
Editor: Kendi Setiawan.