Daerah

Tugas dan Tanggungjawab Berat Orang Alim

NU Online  ·  Jumat, 11 Mei 2018 | 03:00 WIB

Tugas dan Tanggungjawab Berat Orang Alim

Ulil Abshar Abdalla, di Banyuwangi

Banyuwangi, NU Online
Menjadi seorang alim butuh kepandaian dalam membaca fenomena yang terjadi. Banyak sekali tugas dan tanggungjawab berat yang disandang. Ada dua hal yang terpenting. Secara otomatis semua adalah bersangkutan dengan keilmuannya.

Hal itu disampaikan oleh cendekiawan muslim Indonesia Ulil Abshar Abdala saat menggelar kopi darat dengan pengajian Ihya Ulumuddin di Aula Kantor PCNU Banyuwangi, Kamis (10/5) malam.

Pertama adalah, orang alim harus tahu kapan dan kepada siapa ilmunya tidak disampaikan di khalayak. Karena tidak semua ilmu untuk disampaikan kepada orang-orang yang tidak berkemampuan. Jika dilakukan, pasti timbul kehancuran.

"Abu Hurairah mengatakan kepada sahabat lain. Ada cabang ilmu pengetahuan yang didapatkan dari Rasulullah tidak untuk disampaikan. Jika ilmu tersebut itu disampaikan, niscaya kalian semua akan memotong leherku," jelas ulil menirukan perkataan Abu Hurairah di hadapan puluhan peserta yang didominasi oleh kalangan muda.

Dan tugas kedua adalah orang alim itu harus sampaikan ilmunya. "Ini adalah tanggungjawab. Mereka harus ajarkan orang-orang awam dari keilmuannya. Baik syiar secara langsung atau dituliskan. Misalkan dalam hal tatacara beribadah. Ini sudah sangat mafhum dan harus dilakukan. Mutlak!," tegas menantu Gus Mus.

Katib PCNU Banyuwangi KH Sunandi Zubaidi mengatakan, dirinya mengapresiasi dengan digelarnya kegiatan kopdar ihya' ini di Banyuwangi. Dengan demikian akan menambahkan wawasan bersama. Rindu untuk berkumpul dan berdiskusi dengan berbagai ilmu dan pengalaman.

"Imam Al-Ghazali dipahami adalah sosok wali kutub yang terkenal dengan karya kitab-kitabnya yang sangat luar biasa sekali. Karena kemasyhuran wali kutub itu berbeda-beda. Bisa datang karena karomah sampai dengan ibadahnya," ujar Gus Sunandi - sapaan karib KH Sunandi Zubaidi.

"Nah, Al-Ghazali ini adalah sosok wali kutub yang terkenal dengan karya kitab-kitabnya. Semoga dengan kajian ini berlangsung, kita semua yang hadir diakui sebagai santri imam Al-Ghazali. Amin," harapnya. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)