Daerah

Tradisi Sebar Koin Maulid Nabi di Tegal

Kam, 7 Februari 2013 | 09:02 WIB

Tegal, NU Online 
Warga Desa Ujungrusi Kecamatan AdiwernaKabupaten Tegal  tidak asing dengan tradisi sebar uang koin dalam merayakan maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW.<>

Seperti terlihat pada Senin (4/2) kemarin. Koin uang receh yang terdiri dari pecahan Rp 100 hingga Rp 1.000 tersebut disebar sekadarnya ke udara bersamaan dengan pembacaan kitab Barzanji yang didengungkan secara bergantian di serambi Musholla. Sontak uang tersebut menjadi bahan rebutan jamaah, terutama anak-anak yang sudah lama menunggu saweran.

Di Musholla Al Muawanah, Musholla Miftahul Janah dan Musholla Baitul Muttaqien tradisi ini sudah begitu lama dilakukan puluhan tahun.  Karena dari tradisi itu sering terjadi ribut saat rebutan koin, maka panitia sudah menempatkan pasukan keamanan.   

Anak-anak yang datang dari wilayah sekitar lokasi Musholla itu terlihat bergerombol di areal musholla  sejak sebelum acara dimulai. Saat penyebaran koin dilakukan, mereka berlomba-lomba mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Bahkan banyak warga yang bukan dari daerah itu sengaja datang untuk menabur uang recehan itu, semisal dari darerh Tegal dan sekitarnya.

"Almadulillah saya dapat Rp 20.000, lumayan untuk tambahan uang jajan," kata Izun, anak yang ditemui di lokasi itu

Sedangkan para penyebar uang koin adalah para anggota jemaah baik laki-laki maupun perempuan. Secara silih berganti mereka melakukannya hingga tak terhitung lagi berapa jumlah uang yang disawer. Lebih utama lagi adalah mereka orang yang dianggap kaya oleh lingkungan sekitar.

Setiap perayaan maulid Nabi, uang yang disawerkan diperkirakan mencapai jutaan rupiah. Para penyebar uang koin itu rata-rata mengaku sekadar ingin bersedekah berbagi rezeki dengan sesama. Ada juga beberapa yang melakukannya karena ingin mendapat berkah.

"Berbagi kebahagiaan saja, terutama pada anak-anak. Yang terpenting adalah kegiatan maulid nabinya, dan anak-anak itu agar mengenal dan nantinya dapat melestarikannya," kata Bandi , salah satu jemaah penyebar koin yang juga wakil ketua ranting GP Ansor Ujungrusi 

Kepala Desa Ujungrusi , ustadz Miftachudin  mengatakan, sebaran koin tersebut merupakan tradisi yang dilakukan turun temurun dari Musholla ke Musholla sejak puluhan tahun lalu. Pihak desa, menurutnya, tidak pernah memberikan perintah maupun imbauan untuk melakukan sebaran. Karena tradisi sudah berjalan sejak lama maka masyarakat akan mengkondisikan dirinya sendiri. 

"Kalau sebaran uang niatnya ya bersedekah. Sudah ada sejak dulu, bahkan saat saya kecil,dan memang ada nashnya dalam al Qur’an" kata pria jebolan Pondok pesantren Al Falah Ploso Kediri itu. 

Sebaran koin, menurut Miftah, adalah bagian kecil dari kegiatan peringatan maulid nabi itu sendiri. Berbagai kegiatan seperti pembacaan kitab Barzanji dan beberapa aktivitas pengajian lainnya yang lebih utama karena merefleksikan rasa hormat kepada Nabi Muhammad junjungan umat muslim itu. 




Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul MuizÂ