Daerah

Tradisi Aswaja Wajib Dipertahankan Sampai Kapanpun

Sel, 27 Agustus 2013 | 05:04 WIB

Demak, NU Online
Ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang melekat pada tradisi NU seperti tahlil dan maulid nabi wajib dipertahankan sampai kapanpun dan dimanapun. Warga tak perlu mendengarkan celotehan kelompok wahabi seperti MTA.<>

Demikian disampaikan ketua PCNU Demak KH Musyadad Syarif  pada acara Halal Bihalal dan pengajian akbar yang diselenggarakan oleh MWCNU Mranggen di lapangan desa Kembang Arum Kecamatan Mranggen Demak Jateng, Ahad 25/8 kemarin.

Mengumandangkan maulid nabi dan tahlil, menurut Musadad, merupakan bentuk dan cara meneguhkan eksistensi paham dan ajaran Aswaja di kalangan warga NU, dikarenakan Aswaja sudah ada sebelum adanya NU di bumi pertiwi.

“Kenapa Aswaja harus dipertahankan NU, karena aswaja ada sebelum NU terbentuk dan menjadi idiologinya,” tutur Kiai Musadad.

Menyinggung aksi damai yang di lakukan oleh Ansor dan Banser pada 22 Agustus lalu, ketua NU itu menyampaikan tindakan Ansor Banser sudah dianggap tepat dikarenakan akan dideklarasikannya MTA di desa Kedondong yang membawa ajaran sesat dan bertentangan dengan Aswaja.

“Dalam kondisi Demikian NU melalui Ansor dan Banser sebagai organisasi wajib turun gunung dengan cepat sigap dan tanggap untuk mencegah kegiatan MTA yang membuat lingkungan tidak kondusif,” tegas Musadad

Sementara itu ketua panitia H Slamet menyampaikan kegiatan MWC untuk mengumpulkan warga NU melalui Halal Bi Halal dan pengajian akbar sebagai sarana untuk membumikan Aswaja di bumi Demak,

“Alhamdulillah banyak yang hadir, dengan kehadiran mereka kita bisa menyampaikan pesan organisasi,” jelas H Slamet.

Menurut Mantan Ketua PAC Ansor Mranggen itu, pengajian akbar dan halal bi halal tersebut hasil kerjasama antara MWCNU Mranggen dan Rumah Sakit  NU Demak, bahkan sampai tim medis juga diterjunkan saat acara berlangsung.


Redaktur   : A. Khoirul Anam
Kontributo: A.Shiddiq Sugiarto