Tegal, NU Online
Upaya menggelorakan semangat kaderisasi dalam rangka mencetak kader militan ditempuh Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Jawa Tengah melalui kegiatan yang bertajuk Takror Pelajar Mentereng Nahdlatul
Ulama (TPMNU).
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Kecamatan Kedungbanteng Rina Sugiarti mengatakan, Takror Pelajar Mentereng Nahdlatul Ulama (TPMNU) adalah salah satu bentuk kaderisasi non formal dalam ikhtiar pencetakan Kader IPNU-IPPNU Kecamatan Kedungbanteng.
Kegiatan yang disingkat TPMNU ini merupakan buah reinkarnasi dari kegiatan SKB (Sekolah Kader Berkelanjutan) Produk Pengkaderan PW IPNU-IPPNU Jawa Tengah.
"TPMNU bukanlah suatu firqoh baru dalam kaderisasi. Ini merupakan ciri khas SKB Kecamatan Kedungbanteng. Ketika Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU Jawa Tengah punya SKB, maka PAC IPNU IPPNU Kedungbanteng punya TPMNU," ujar Rina kepada NU Online, Senin (23/7).
Menurutnya, Kegiatan TPMNU ini merupakan rangkaian kegiatan pra Lakmud atau syarat kader dalam mengikuti Latihan Kader Muda (Lakmud) Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Kedungbanteng.
"Awalnya ada 45 kader yang mengikuti proses screening melalui proses filterisasi seperti lolos administrasi, kaderisasi Formal minimal Makesta, memenuhi tugas-tugas TPMNU dan minimal mengikuti 7 kali pertemuan serta Seleksi Alam. Dari Proses filterisasi itu semua, tercatat ada 21 kader yang lolos dan siap menempa diri ber-Lakmud di bulan Agustus mendatang," papar Rina.
Rina menambahkan, selain ber-TPMNU, kader didampingi dengan Pengurus Anak Cabang juga diminta untuk membuat karya nyata yakni menyusun teks biografi tokoh-tokoh PAC IPNU IPPNU Kecamatan Kedungbanteng dan catatan Selayang Pandang IPNU-IPPNU di Kecamatan Kedungbanteng.
"Sejarah tanpa catatan hanya akan menjadi cerita dongeng biasa. Kita, kader kita dan calon-calon kader di masa yang akan datang harus tahu esensi perjuangan dalam setiap era kepengurusan," ungkapnya
.
Dikatakan, tidak mudah berlabelkan kader, yang kami cari adalah mereka yang loyal dan mau mengahargai proses. Memang jauh lebih sulit, tapi ikhtiar ini kami yakin tidak akan sia-sia. Teks biografi ini ikhtiar kami saatnya Kedungbanteng Bangkit.
"Berapapun yang bertahan, bahkan jika yang bertahan hanya 3 orang saja, kami akan tetap me-Lakmud-kan mereka," tandas Rina dengan Optimis.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Anak Cabang IPNU Kecamatan Kedungbanteng Khoirul Mualimin mengemukakan, TPMNU ini dimulai sejak 27 Mei 2018-23 Juli 2018 dengan total 8 kali pertemuan dalam setiap minggunya.
TPMNU digelar secara bergilir di delapan desa yang ada di Kecamatan Kedungbanteng yakni dari Desa Karangmalang, Kebandingan, Margamulya, Sumingkir, Dukuhjati Wetan, Kedungbanteng, Tonggara, dan Karanganyar.
"Istilah Takror Pelajar Mentereng Nahdlatul Ulama bisa dimaknai yakni Takror, artinya mbaleni nderes, atau diskusi bareng-bareng. Sedangkan mentereng merupakan jargon Kecamatan Kedungbanteng. Itulah sebabnya kami menyuguhkan kegiatan ini dengan nama Takror Pelajar Mentereng Nahdlatul Ulama," pungkas Khoirul. (Nurkhasan/Muiz)