Daerah

Tiga Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Berdakwah

Sabtu, 18 Mei 2019 | 17:10 WIB

Jombang, NU Online

Bulan Ramadhan kerap kali dimanfaatkan para dai untuk berdakwah mensyiarkan ajaran-ajaran Islam di tengah masyarakat dengan lebih masif. Para dai tak jarang ditemui lebih banyak tampil di berbagai kesempatan dibandingkan bulan-bulan yang lain.

Hal ini sebetulnya wajar, lantaran terdapat anjuran Islam untuk memperbanyak amal-amal baik atau amal ibadah tatkala bulan Ramadhan tiba. Pasalnya, bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa yang di dalamnya terdapat sejumlah keistimewaan tersendiri.

Karenanya bulan Ramadhan disebut sebagai bulan yang baik untuk ters menyebarkan dakwah Islam. "Sangat benar memang kalau Ramadhan disebut sebagai media untuk berdakwah," kata salah seorang dai muda NU Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ustaz Ulum Sugioto, Sabtu (18/5).

Oleh karenanya, Ustaz Ulum mengingatkan bahwa dalam berdakwa, terutama di bulan Ramadhan, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan. Pertama, setiap perkataan yang disampaikan adalah perkataan yang benar dan sesuai dengan fakta. "Harus dengan kata-kata yang benar. Tidak boleh hoaks. Dalam Al-Qur'an disebukan dakwah dengan qoulan sadida atau perkataan yang benar," tutur pria yang biasa disapa Ustaz Ulum ini.

Kemudian unsur kedua yang perlu diperhatikan dai yaitu ketepatan memilih diksi. Setiap kalimat yang disampaikan hendaknya perkataan yang mulia, tidak ada terdapat unsur kebencian, kedengkian atau bahkan kalimat yang memuat unsur adu domba. "Perkataannya juga harus dengan perkataan baik dan memuliakan," imbuh Ustaz Ulum.

Tak hanya itu, para dai juga harus bisa membuat seseorang mengerti dan memahami terhadap topik yang disampaikan, serta berupaya membuat hati seseorang terbuka untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Kalau bahasa pesantrennya adalah atsar atau bekas. Jadi seorang dai harus bisa memberi bekas kepada pendengarnya. Dalam kata lainnya harus bisa menyentuh hati jamaahnya," ucap dia.

Menurutnya, tiga unsur sebagaimana diurai di atas dinilai cukup menjadi bekal para dai. Sehingga tujuan dakwah untuk mengajak seseorang lebih dekat dengan Allah SWT akan terpenuhi. "Dengan demikian para dai tidak boleh melewati dari unsur-unsur tersebut," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Ahmad Rozali)