Jember, NU Online
Dalam Islam, kepemimpinan adalah hal substansial. Sebab, ia menyangkut eksistensi agama Islam itu sendiri. Karena itu, regenerasi kepemimpinan adalah suatu keharusan. Hal ini ditegaskan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Mochammad Eksan saat menjadi narasumber dalam acara Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) IPNU-IPPNU di Balai Desa Balung Kidul, Kecamatan Balung, Jember, Jawa Timur, Ahad (7/8).
Menurut Eksan, Islam dibangun di atas tiga unsur, yaitu jama'ah, imarah dan tha'ah. Tanpa tiga tersebut, maka Islam tidak akan tegak berdiri. Keberlangsungan Islam hingga hari ini adalah karena proses regenerasi jama'ah dan kepemimpinan berjalan dengan baik. "Walau jujur harus diakui, kualitas dan kuantitasnya tidak sama dan naik turun dalam setiap episode sejarah yang satu dengan episode sejarah yang lain," tukasnya.
Dia lalu menceritakan keberhasilan Khalifah Umar bin Abdu Azis sebagai seorang pemimpin. Dikatakannya, kepemimpinan sosok yang masih keturunan Umar bin Khattab tersebut cukup masyhur dan cukup berpengaruh dalam sejarah kepemimpinan umat Islam. Kendati cukup singkat ia menjadi pemimpin (kurang dari dua tahun) sebelum akhirnya mati diracun, namun kepemimpinannya sangat fenomenal lantaran kebijaksanaan dan keadilannya dalam menyelenggarakan pemerintahan.
"Kita bisa memetik pelajaran dari situ bahwa pemimpin yang hebat bukan diukur dari lamanya menjabat, tapi diukur dari kesunggguhannya dalam melayani umat, keadilannya dalam memerintah dan kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan," ungkapnya sambil berharap agar kader-kader NU harus menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin.
Makesta tersebut diikuti oleh hampir seratus kader NU, dan berlangsung selama dua hari. Bagi anak-anak IPNU-IPPNU, Eksan bukan sosok yang asing di kalangan mereka. Sebab, selama menjadi pelajar, Eksan menghabiskan waktu ektrakurikulernya untuk berkegiatan di PC IPPNU Jember sekian tahun yang lalu. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)