Daerah

Tiga Kunci Sukses Pemuda Islam Menghadapi Perubahan Zaman

NU Online  ·  Rabu, 19 Juni 2019 | 01:00 WIB

Tiga Kunci Sukses Pemuda Islam Menghadapi Perubahan Zaman

KHM Rifa'i Abdullah

Tebo, NU Online
Pengasuh Pesantren Al-Inayah Desa Perintis, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, KHM Rifai Abdullah menyebutkan, tiga kunci sukses pemuda Islam dalam menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat saat ini. Tiga hal tersebut yaitu ilmu pengetahuan, pergaulan atau jaringan, dan pengalaman.

"Kunci sukses buat generasi muda saat ini pertama ilmu, pergaulan, dan pengalaman," katanya saat ditemui NU Online di kediamannya, Selasa (18/6).

Ia menjelaskan, dengan ilmu pengetahuan maka akan lahir sebuah pola pikir atau mindset yang berbeda dalam memandang sesuatu. Jika ilmunya banyak maka akan membuat pola pikir sekarang pemuda itu maju pula.

Kiai Rifai mengibaratkan, seorang yang ilmunya terbatas, maka keinginannya juga terbatas. Semisal anak kecil yang hanya menginginkan uang Rp5 ribu untuk membeli jajan. Dalam pikirannya yang penting itu adalah jajan, bukan haji, umrah atau mendirikan sekolah. Begitu juga bagi masyarakat yang setiap hari bekerja untuk makan hari ini, maka yang diberikan Allah sesuai kapasitas ilmu dan prioritasnya.

"Allah itu memberikan sesuai dengan ilmu dan prioritas kita. Agar pemberian Allah itu tidak sia-sia. Anak kecil dikasih uang Rp1 juta pasti bingung buat apa. Coba kalau ditangan yang tepat maka akan dibuat mendirikan sekolah dan membantu fakir miskin," bebernya.

Alumni Pesantren Pancasila Salatiga, Jawa Tengah ini lebih lanjut menjelaskan, ilmu yang mumpuni harus ditopang dengan pergaulan yang luas. Hal ini supaya ilmu tersebut memiliki kemanfaatan yang lebih banyak. Selain itu, pergaulan yang luas juga akan membuka wawasan baru dan cara pandang baru terhadap suatu masalah.

"Dalam ajaran Islam anjuran untuk bergaul luas ini diistilahkan dengan silaturahim. Dalam silaturahim seorang hamba akan mendapatkan rezeki yang banyak. Rezeki bisa berupa ilmu, kesehatan dan harta. Dan kunci silaturahim bisa sukses yakni tidak mendahulukan pikiran jelek kepada seseorang," tandasnya.

Dikatakan, di antara tips jadi orang sukses yaitu mendekatkan diri pada Allah, menolong agamanya Allah, dan banyak menolong orang lain.

"Jangan berpikiran negatif tentang orang lain saat dikecewakan. Mungkin itu cara Allah menguji kita. Tidak boleh juga pelit kepada teman. Orang yang suka mengurusi manusia lain, maka hidupnya ditanggung Allah. Maka perbanyaklah silaturahim," ujarnya.

Kiai Rifai menambahkan, kunci sukses yang ketiga yaitu pengalaman. Generasi muda Islam harus kreatif dan inovatif dalam bidang yang digelutinya. Dari proses tersebut maka akan melahirkan pengalaman baru yang terkadang tidak ditemukan di bangku kuliah atau saat ngaji di pesantren.

"Inovatif harus ada dalam usia emas, kira-kira di bawah umur 55 tahun. Kalau 55 tahun ke atas itu ada penurunan beberapa fungsi anggota tubuh. Jadi pengajar harus kreatif, jadi pembisnis apa lagi. Kalau tidak kreatif maka akan dilindas zaman," tegasnya.

Ia melanjutkan, untuk mendapat pikiran kreatif maka seseorang harus membaca yang banyak. Membaca di sini diartikan membaca keadaan sekitar dan baca buku. Ini sesuai dengan wahyu pertama yang diturunkan Allah yang berbunyi 'Iqra'.

Namun kebanyakan manusia dewasa ini malas membaca sehingga timbul sikap cuek. Terkadang ada yang mau membaca tapi malas memikirkan hasil bacaannya. Padahal yang ideal itu, setelah baca lalu pikirkan dan kemudian diterapkan. "Baca, pikirkan, dan terapkan atau amati, tiru, moditifikasi," pungkas Kiai Rifai. (Syarif Abdurrahman/Muiz)