Daerah

Tiga Kader Terbaik NU Hadiri Diklat Kepala Madrasah Ma'arif Jatim

NU Online  ·  Ahad, 5 Agustus 2018 | 10:30 WIB

Sidoarjo, NU Online
Diklat Teknis Substantif Kepala Madrasah Angkatan 6 kerja sama Pimpinan Wilayah (PW) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Jawa Timur, Ahad (5/8) terasa sangat istimewa.

Pasalnya, dalam pembukaannya dihadiri tiga pimpinan unsur terkait, yakni, Ketua PW LP Ma'arif NU Jatim yang juga Rektor UIN Maliki, Kepala Kanwil Kemenag Jatim H Syamsul Bahri dan Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya H Muchamad Toha. Momen tersebut sangat langka. Lebih istimewanya lagi, ketiga pejabat di lingkungan Kemenag itu merupakan kader terbaik NU. 

Kejelasan dalam status itu penting, karena itu berhubungan dengan rasa dalam memimpin madrasah di NU. Menurut Abdul Haris, rasa memiliki itu penting, itu diawali dari kepala madrasah. "Saya ingin madrasah Ma'arif itu cepat maju. Inovatif dan menjadi luar biasa,” katanya. Apalagi sekarang tidak langsung dengan sarana dan prasaranas. Bagaimana mendesain madrasah dengan IT. Itu yang paling penting sekarang, tidak harus dengan gedung megah," kata guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut. 

Ia menambahkan, Ma'arif sudah mempunyai program unggulan, seperti Ma'arif Mart dan Ma'arif Chicken. Pola semacam itulah yang terus dikembangkan di Ma'arif untuk mempercepat madrasah menjadi lebih maju.

Di sisi lain, Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya H Muchamad Toha menyatakan, bahwa diklat ini tidak lepas dari peran Kakanwil Jatim asli NU yang telah memberikan legitimasi.

"Kita patut bersyukur, Kakanwil yang paling NU ya Kakanwil Jawa Timur ini. Beliau sampai hadir ke Diklat kepala madrasah di Ma'arif hingga tiga kali. Ini kalau tidak NU, sulit rasanya," ujar Pak Toha sapaan akrabnya. 

Selain itu, peran Ketua LP Ma'arif NU Jatim Abdul Haris juga tidak bisa dianggap sebelah mata. Berkat ketegasannya, diklat kepala dilakukan dalam satu pintu. 

Dalam sambutan dan membuka secara resmi, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur H Syamsul Bahri menyampaikan, Ma'arif harus berubah. Menurutnya, itu tergantung kepalanya. "Kalau kepalanya punya otak encer, visioner, maka madrasah Ma'arif akan maju," tutur mantan Kabag TU Kemenag Bali itu.

Ia mensitir ayat Allah yang intinya, bahwa orang yang mau berhijrah, dalam artian mau berubah, berjuang dengan harta dan jiwanya, maka akan diangkat derajatnya oleh Allah. 

"Mumpung jadi Kakanwil, kita akan majukan madrasah Ma'arif. Ini hari keluarga, tapi karena kegiatan Ma'arif saya harus datang," tegasnya disambut tepuk tangan peserta.

Hadir pada pembukaan, Sekretaris Pengurus Wilayah Ma'arif Jawa Timur Amin Hasan dan pengurus lain seperti Ali Mustofa, Elvi, dan Sholehuddin yang juga mewakili widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya.

Saat pembukaan, lagu Ya Lal Wathan juga menggema di aula Pusdiklat PW LP Ma'arif NU Jawa Timur. Lagu kebanggaan warga NU itu mengiringi Diklat Substantif Kepala Madrasah di Lingkungan Ma'arif Jawa Timur. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)