Daerah

Tidak Ada Alasan Bagi Seseorang untuk Meninggalkan Shalat

NU Online  ·  Senin, 2 Mei 2016 | 17:55 WIB

Tidak Ada Alasan Bagi Seseorang untuk Meninggalkan Shalat

KH Fuad Habib Dimyathi

Pacitan, NU Online
Pengasuh Pesantren Tremas Pacitan KH Fuad Habib Dimyathi mengatakan, sebagai tiang agama, shalat lima waktu merupakan ibadah yang paling penting dari ibadah lainya. Sehingga tidak ada alasan bagi seseorang untuk meninggalkanya.

“Tidak ada bahasa dan kata meninggalkan shalat, shalat itu harus dan wajib,” demikian pesan Kiai Fuad dalam peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh santri Pesantren Tremas Pacitan, Ahad (1/5) malam.

Kiai Fuad mengajak para santri untuk kembali mengingat sejarah awal diperintahkanya shalat lima waktu yang diterima langsung oleh Nabi Muhammad dari Allah melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu merupakan sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa yang hanya ada pada diri Nabi Muhammad. Isra’ Mi’raj, imbuhnya, merupakan anugerah terbesar dari Allah.

“Beliau (Nabi Muhammad) dimi’rajkan untuk menerima titah-titah dari Allah, menerima pangendikan-pangendikan (firman) langsung dari Allah, yang akhirnya menjadi kewajiban kita untuk shalat lima waktu,” jelasnya.

Oleh karena itu, pesan kiai Fuad, para santri diminta untuk tekun dan disiplin dalam menunaikan shalat lima waktu. Dalam kondisi apapun shalat tidak boleh ditinggalkan. Sehingga dalam kondisi tertentu agamapun memberikan kemudahan bagi seseorang untuk menunaikan shalat.

Yen ora iso karo ngadek, karo lingguh, yen ora iso karo lingguh karo turu. ora iso karo turu karo melek-melek, kedap kedip. ning tetep kudu shalat. (kalau tidak bisa shalat dengan berdiri, maka bisa dengan duduk. Kalau tidak bisa duduk, maka bisa dengan tiduran. Kalau tiduran tidak bisa, maka bisa dengan cara berkedip. Intinya tetap harus shalat ). Selagi kesadaran itu masih ada pada pribadi manusia, maka dia wajib untuk shalat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Kiai Fuad mengajak santri untuk pandai bersyukur sebab dapat diciptakan menjadi umat Nabi Muhammad. Menjadi umat nabi merupakan sebuah anugerah dan kebanggan, sebab nabi Muhammad merupakan mahluk paling istimewa di muka bumi ini. Salah satu wujud mensyukuri nikmat itu tentunya dengan memperbanyak membaca shalawat kepada nabi.

“Karena gusti nabi Muhammad merupakan kawitaning-kawitan (yang paling pertama), yang akan memberikan syafaatnya kepada umat-umatnya,” pungkasnya. (Zaenal Faizin/Zunus)