A. Syamsul Arifin
Kontributor
Seorang pendidik atau guru memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya, ia harus bisa konsisten menyebarkan ilmu pengetahuannya meskipun kepada satu orang. Perasaan bosan terkadang muncul pada pendidik tatkala harus mengulang-ulang materi atau topik yang dibahas. Terlebih yang diajar sangat terbatas secara nominal.
Pada posisi seperti ini, justru adalah tantangan bagi seorang pendidik untuk bisa mengubah perasaan bosan itu menjadi perasaan senang. Sehingga ilmu-ilmunya terus mengalir kapada santri, murid, pelajar atau sebutan lainnya.
"Janganlah merasa bosan untuk menyebarkan ilmu walaupun kepada satu orang," kata Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Nashir Fattah dalam akun Facebook miliknya, Kamis (5/3).
Di samping itu, pendidik perlu memurnikan niat, semata hanya mentransformasikan ilmunya kepada yang diajari. Hanya itu dan tidak ada alasan dan tujuan lain dalam mendidik. Apalagi muncul rasa ingin pamer, memperlihatkan kemampuannya kepada orang lain dengan kesombongan. Jangan sampai juga karena alasan agar orang lain memperhatikan keberadaan pendidik karena ia telah berjuang, lantaran mendidik dinilai tidaklah mudah.
"Dalam menyebarkan ilmu, hendaknya bertujuan untuk menyebarkan ilmu. Bukan mengalihkan perhatian orang lain kepadamu," tulisnya lagi pada Jumat (6/3).
Memang, terkadang tidak selalu mulus pendidik dapat diterima di lingkungannya. Bahkan, oleh muridnya sendiri. Ada saja faktor-faktor eksternal yang bisa menghambat peran guru dalam menyebarkan ilmunya. Namun demikian, pendidik tidak perlu terlalu menghiraukan soal adanya hambatan-hambatan tersebut.
"Setelah itu jangan ambil pusing, apakah mereka menerimamu atau berpaling darimu," imbuh Kiai Nashir, sapaan akrabnya.
Di luar itu, seorang pendidik sejatinya juga tidak dituntut bisa memahamkan anak didiknya. Kewajiban pendidik hanya sebatas menyampaikan ilmu. Karena urusan paham atau tidak, guru tidak punya otoritas. Yang perlu dilakukan oleh guru usai mengajarkan hanya tawakal. Pasrahkan kadar pemahaman murid kepada Allah Swt.
Diketahui, KH Abdul Nashir Fattah menjabat Rais Syuriyah PCNU Jombang dua periode. Mulai kepengurusan KH Isrofil Amar sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang hingga diganti KH Salmanudin Yazid hasil konfercab PCNU 2017 lalu. Selain itu, Kiai Nashir juga merupakan Pengasuh Pesantren Al-Fatimiyyah serta pimpinan di Muallimin dan Muallimin Tambakberas, Jombang.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua