Jombang, NU Online
Ketersediaan kader menjadi kebutuhan tidak terhindarkan dalam organisasi, tidak terkecuali di Nahdlatul Ulama. Diharapkan merekalah yang akan meneruskan militansi membela amaliah dan kiprah NU di masa mendatang.
<>
Selama dua hari yakni sejak tanggal 22 hingga 23 Juli lalu, sejumlah kader muda mendapatkan pelatihan intensif. Mereka adalah utusan dari 21 kepengurusan Majlis Wakil Cabang (MWC) dari seluruh kecamatan di kabupaten Jombang.
Kegiatan ini bertemakan “Kader Inti Aswaja” dan dilangsungkan di hall Gus Dur Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang.
Yang menjadi pertimbangan utama kegiatan ini adalah bagaimana pengurus di tingkat bawah yakni MWC NU dapat menggerakkan kepengurusan di tingkat pengurus ranting. “Karena basis atau ujung tombak kegiatan NU adalah di tingkat desa atau ranting,” tandas Sekretaris PCNU Jombang, Muslimin Abdillah.
Karena diakui, selama ini banyak kegiatan jamaah yang dilakukan secara suka rela tanpa sentuhan para pengurus di tingkat desa. “Mereka dengan kesadaran sendiri mendirikan, mengelola dan mempertahankan kegiatan tahlilan, yasinan manakiban dan sejenisnya tanpa pernah disapa pengurus tingkat ranting,” tukasnya.
Karena itu diharapkan dengan kegatan ini akan muncul kesadaran dari pengurus di tingkat kecamatan untuk turun dan mengerakkan kepengurusan di tingkat desa atau ranting.
Pada hari pertama tampil KH Isrofil Amar yang menyampaikan materi Membangun Militansi Kader Inti Aswaja.
Ketua PCNU Jombang ini mengingatkan bahwa “Suatu organisasi tanpa kader seperti manusia tanpa cita-cita dan tanpa kaki,” katanya (22/7). Karena itu, Kiai Isrofil menyampaikan pentingnya ketersediaan kader ini sebagai pembela, pengamal dan penyebar organisasi.
“Kader yang militan adalah mereka yang memiliki semangat, siap dan rela bekerja dengan dilandasi karena Allah SWT,” terang dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Peterongan Jombang ini.
Dalam pandangan Kiai Isrofil, sapaan akrabnya kader merupakan warga yang rela untuk memperjuangkan ideologi organisasi yang dipilih dan dipercaya oleh masyarakat yang tugasnya membantu dalam pengembangan ideologi organisasi.
Sedangkan tujuan dari kegiatan yang nantinya sebagai media untuk pembentukan kader ini adalah “Untuk mensukseskan program organisasi terutama dalam bidang ideologi untuk melayani umat dan pengembangan serta penguatan ideologi,” katanya.
Bagi Ketua PCNU Jombang dua periode ini, perlu upaya sungguh-sungguh dalam melahirkan kader. “Yang pertama adalah pembinaan yang kontinue,” sergahnya. Hal itu kemudian harus dilanjutkan dengan memberikan kesempatan dan menfasilitasi untuk bisa berkiprah sesuai kapasitas dan kemampuannya.
“Selanjutnya adalah mengadu kompetensi baik intra maupun ekstra serta mendelegasikan serta melaksanakan kegiatan,” ungkapnya.
Dalam akhir presentasinya, Kiai Isrofil mengingatkan akan tantangan yang tidak ringan yang akan dihadapi sejumlah kader jam’iyah NU. “Selamat berjuang dan sekali NU tetap NU,” tandasnya. “Marilah jadi NU bepuk sak matine,” pungkasnya.
Semangat ini disambut aplaus peserta yang hadir pada kegiatan tersebut.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua