Tegal, NU Online
Pondok Pesantren Attauhidiyah Giren Talang, Kabupaten Tegal mengembangkan konsep taman ilmu. Itu seiring dengan diresmikannya kawasan Giren menjadi desa wisata religi oleh Pemkab Tegal beberapa waktu lalu.
Pengasuh Ponpes Giren, KH Achmad Saidi menjelaskan, pengembangan konsep wisata religi tidak lepas dari upaya kreatif pondok dalam meningkatkan keilmuan. Salah satu upaya dilakukan dengan mengirimkan para santri untuk belajar ke berbagai ulama-ulama yang ahli dalam keilmuan tertentu.
āIlmu-ilmu terus diperdalam di kawasan pondok pesantren. Kami bahkan mendatangkan para guru dari luar negeri selama kurun waktu tertentu untuk mengajar para santri,ā terang Kiai Achmad.
Lebih lanjut Kiai Achmad menegaskan, bahwa konsep desa religi adalah desa ilmu. Sebab selama ini, banyak orang yang salah kaprah tentang konsep religi.Ā Menurutnya, untuk menjadi orang yang religius, maka seseorang tersebut harus berilmu.
āDesa religi jangan diartikan hanya sekadar ziarah dan jalan-jalan saja di sini. Tapi bagi pondok, religi adalah ilmu. Artinya, masyarakat yang datang ke sini, bisa mendapatkan cendera mata bisa berupa ilmu dengan belajar di pondok dalam kurun waktu tertentu,ā terangnya.
Ke depan, lanjutnya, juga akan diadakan komunikasi dengan kelompok-kelompok tertentu yang punya pandangan berbeda dalam Islam. Upaya itu dilakukan sebagai ajang diskusi dan saling menebar kebaikan antar sesama.Ā
Selain itu, jalinan komunikasi tersebut juga dinilai efektif untuk mencegah terjadinya konflik dan perpecahan di masyarakat.
āUpaya tersebut membutuhkan sinergi antara pemerintah dengan masyarakat. Kami berharap, dengan sinergi tersebut, Giren sebagai pusat keilmuan bagi masyarakat bisa terwujud untuk mewujudkan generasi bangsa yang punya kapasitas keilmuan yang mumpuni,ā pungkasnya. (Hasan/Muiz)