Tantangan Perjuangan Aswaja Kini Lebih Mudah
Sel, 5 Februari 2013 | 05:00 WIB
Demak, NU Online
Perjalanan dalam mengamalkan, mengembangkan dan mempertahankan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) jaman dahulu tidak mudah dan nyaman seperti sekarang tetapi penuh perjuangan.
<>
Pada jaman penjajahan Belanda dalam mengamankan dan mengamalkan aswaja memerlukan perjalanan sangat panjang dan berliku liku dengan penuh tantangan bahkan memakan korban,
“sak niki niku penak kantun manut poro kiai, kantun netepi amalan amalan ingkang dipun paringaken poro guru lan kiai (sekarang itu tinggal enaknya ngikut pada kiai, menjalankan amaliah yang dikasihkan para guru dan kiai; Red),” demikian mauidhoh hasanah yang disampaikan Musytasar NU Demak KH Rofii Mashuri pada puncak acara Harlah NU Karangawen Sabtu 2/2 di kantor MWC NU Karangawen.
Kiai Rofii lebih lanjut menceritakan perjalanan sejarah NU di masa penjajahan Belanda yang ternyata sudah terorganisasi dengan baik dan berjenjang, namun kesemuanya itu tinggal sejarah karena dihabisi Belanda hanya tersisa satu yaitu imaduddin (modin)
“Dulu dalam membela aswaja sangat terorganisir, ada kiai ageng, kiai anom, imaduddin (modin) satu persatu dihabisi Belanda, yang masih tersisa tinggal modin, modin juga hampir dihabisi diganti dengan kesra,” tambah kiai Rofii.
Ketika menyinggung jaman Rasulullah SAW kiai flamboyan tersebut mengungkapkan kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut oleh semua orang termasuk paman Nabi yakni Abu Jahal dan Abu Lahab, namun dalam perjalanannya sampai pada datangnya Islam mereka berbalik arah memusuhi Nabi Muhammad SAW sehingga kiai Rofii pun menyindir jikalau ada orang yang mengaku Islam akan tetapi tidak suka pada sholawat sebagai bentuk memuliakan nabinya maka orang tersebut digolongkan kelompok Abu Jahal dan Abu Lahab.
“Kelahiran nabi Muhammad SAW Abu Jahal dan Abu Lahab sangat senang dan bangga terhadap keagungan nabi, namun setelah datangnya Islam mereka benci dan memusuhinya, berarti jaman sekarang yang tidah menyukai nabi dengan bukti tidak senang dengan sholawat maka dialah keluarga besar Abu Jahal dan Abu Lahab di hari kiamat.
Harlah yang berlangsung sehari semalam juga dihadiri oleh ketua PCNU Demak KH Musadad Syarif, ketua PC Ansor Demak Maskuri dan rombongan serta Muspika kecamatan Karangawen serta pengurus MWC Se Kabupaten Demak
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: A Shiddiq Sugiarto
Terpopuler
1
Tertarik dengan Islam Sejak 2019, Revaldo Putuskan Masuk Islam di Masjid An-Nahdlah PBNU
2
Pasaran Syawal di Pesantren Cipulus, Ajang Silaturahmi Ribuan Santri Jawa Barat
3
Kabupaten Garut Diguncang Gempa Magnitudo 6,5, Terasa hingga Jakarta
4
Penyair Joko Pinurbo Tutup Usia, Ini Puisinya tentang Gus Dur
5
Dubes-dubes Negara Sahabat Hadiri Halal Bihalal PBNU
6
Prabowo Mengaku Kagum Kepemimpinan NU yang Maju dan Progresif
Terkini
Lihat Semua