Nganjuk, NU Online
Proses kaderisasi NU di daerah Nganjuk Jawa Timur banyak menemukan tantangan. Terutama di daerah utara. Wilayah ini meliputi kecamatan Rejoso, Gondang, Bagor, Wilangan, Sukomoro, Lengkong dan Jatikalen.
Ini diakui Sugeng, salah satu penggerak NU di Desa Jintel Kecamatan Rejoso. Juga tercatat sebagai pengurus Madin Sunan Giri di desanya. Dirinya mengakui bahwa tantangan itu lebih berasal dari kultur masyarakat. āDi sini rata-rata masih abangan, itu tantangan tersendiri,ā ujarnya, Senin (12/11).
Hal ini mendorong dirinya dan teman-teman Ranting NU di desanya bersedia menjadi tempat pelaksanaan PKPNU. Saat beberapa ranting NU di kecamatan Rejoso menyatakan tidak siap. Kecamatan Rejoso memang tidak semua desa memiliki pengurus ranting NU. āKalau orang Nahdliyin, semua orang Islam di sini pasti NU,ā bebernya.
PKPNU ini digelar bulan Oktober lalu. Pesertanya sebanyak 152 orang. Mereka berasal dari beberapa MWC NU yang ada. āIni untuk pengurus NU yang umurnya sudah dewasa,ā ujarnya.
Dirinya berharap jebolan PKPNU ini mampu menggerakkan program-program NU. āYa minimal di level ranting, syukur bisa aktif juga di tingkat MWC,ā harapnya.
Bagi kader muda NU, warga ranting NU Jintel bersedia ditempati agenda latihan kader muda (Lakmud). Acara ini dilaksanakan oleh PC IPNU-IPPNU Nganjuk. Kebetulan PAC Rejoso masuk dalam Koalisi 3. Anggotanya juga dari PAC Sukomoro, Rejoso, Gondang dan Bagor.
Lakmud digelar selama tiga hari. Tepatnya 9-11 November 2018. Lokasinya di Madrasah Diniyah Sunan Giri. Lokasi yang kemarin digunakan kegiatan PKPNU. Kebijakan pembentukan koalisi dalam menggelar Lakmud di lingkup PC IPNU-IPPNU Nganjuk baru dimulai tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya, Lakmud digelar di tiap PAC.
āSekarang dipegang oleh PC Nganjuk langsung, biar ada efisiensi biaya dan agar kenal antar pengurus dengan PAC terdekat,ā ujar M. Hamzanudin Amin, koordinator panitia seksi acara.
Wakil ketua PAC IPNU Gondang ini menegaskan bahwa Lakmud kali ini diharapkan mampu mempersiapkan kaderisasi menjelang konferensi cabang PC dan PAC IPNU. āKarena lulus Lakmud ini menjadi syarat sebagai pengurus PC ataupun ketua PAC IPNU-IPPNU,ā imbuhnya.Ā
Amin menambahkan bahwa setiap PAC diwajibkan mengirim minimal 8 peserta. āEmpat peserta dari IPNU dan empat lainnya dari IPPNU,ā ujarnya. Setengah biaya pendaftaran juga dibebankan kepada pengurus PAC. āSisanya peserta sendiri,ā imbuhnya.
Kebijakan ini diambil sebagai bentuk komitmen semangat memajukan organisasi. āSehingga mereka akan lebih menjadi kader militan di era milenial sebagai penggerak IPNU,ā ucapnya.
Materi yang diberikan juga sesuai aturan organsasi. Meliputi ke-NU-an, Aswaja, manajemen organisasi, ke-Indonesia-an, administrasi, kepemimpinan dan teknis rapat. āPematerinya kita ambilkan dari para kiai di jajaran syuriah MWC, dari Ansor dan PC IPNU-IPPNU Nganjuk sendiri,ā bebernya.
Lulusan STIT-UW Jombang ini menambahkan bahwa pengurus syuriah dan tanfidziyah MWC NU sangat mendukung dengan kegiatan Lakmud ini. Meski diakui di kecamatan Sukomoro dan Bagor, PAC IPNU-PPNU belum hidup. āSemoga jebolan Lakmud ini mampu menghidupkan IPNU di kedua MWC itu,ā harapnya. (Mukani/Kendi Setiawan)