Daerah

Tantangan Dakwah di Kawasan Pedalaman Semakin Berat

Sel, 6 November 2018 | 14:30 WIB

Surabaya, NU Online
Dengan menggandeng sejumlah kalangan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur mengirimkan sejumlah dai dan daiyah di beberapa daerah. Setiap saat dilakukan koordinasi demi memastikan kehadiran mereka dapat diterima baik masyarakat.

“Pengiriman dai dan daiyah kalau di Baznas Jatim masuk program Jatim Taqwa,” kata KH Abdurrahman Navis, Senin (5/11). 

Dalam pandangan Wakil Ketua II bidang pendistribusian Baznas Jatim tersebut, keberadaan para dai serta daiyah dalam kapasitas untuk meningkatkan keimanan warga. “Bukan untuk tujuan lain,” kata Kiai Navis, sapaan akrabnya.

Karena selama ini ada sejumlah kawasan di Jatim yang ternyata masih sangat membutuhkan para ustadz dan ustadzah. “Tujuannya, itu tadi yakni memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait keimanan dan keislamannya,” jelasnya. 

Menurut kiai yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini, kegiatan juga akan melibatkan sejumlah pesantren. “Lantaran lokasi minus yang ada catatan kami, ternyata juga berada di kota yang di sana ada pesantren besar,” ungkapnya.

Dalam perjalanannya, para dai dan daiyah ini akan melakukan pendampingan agama kepada masyarakat. “Bisa dengan menyapa masjid dan mushalla maupun mendatangi rumah warga untuk memberikan penjelasan dan pendampingan akidah,” jelas dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tersebut.

Demikian pula, telah dilakukan koordinasi dan kerja sama dengan Baznas tingkat kabupaten dan kota. “Skemanya sudah diatur dan disepakati, sehingga saling melengkapi,” ungkapnya.

Kiai Navis mengingatkan bahwa ada banyak program di Baznas Jatim yang bisa diikutkan dalam pengiriman dai dan daiyah tersebut. “Telah ada lima program unggulan dari Baznas yaitu Jatim Sehat, Jatim Cerdas, Jatim Makmur, Jatim Peduli, dan Jatim Sejahtera," katanya di ruang rapat Baznas Jatim. 

Dengan demikian, para dai dan daiyah tidak semata menyapa kaum Muslimin di tempatnya bertugas. “Juga bisa menyelaraskan dengan lima program Baznas Jatim yang lain,” urainya.

Pada pertemuan tersebut juga diberikan sejumlah isian yang akan dilakukan para dai dan daiyah selama bertugas. “Berdakwah dan menyapa warga, juga melaporkan perkembangan yang ada di lapangan,” tandasnya.

Para dai dan daiyah yang diundang adalah dari daerah Bondowoso, Tulungagung, Gresik, serta Lumajang. (Ibnu Nawawi)