Daerah

Tak Hanya Khidmah kepada Ulama, Anggota Banser Bekasi Ini Kembangkan Usaha Tempe

Sel, 25 Agustus 2020 | 10:45 WIB

Tak Hanya Khidmah kepada Ulama, Anggota Banser Bekasi Ini Kembangkan Usaha Tempe

Anggota Banser Bekasi, Rizqi Anggriawan di antara hamparan tempe yang menjadi bisnisnya. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Aktif menjadi bagian dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) merupakan suatu kebanggaan bagi pemuda-pemuda NU. Banser tidak hanya menjadi wadah mengabdi (berkhidmah) kepada para ulama, bangsa, dan negara, tetapi juga tempat mengembangkan kapasitas kewirausahaan.


Demikian pula yang dirasakan oleh Anggota Banser Kota Bekasi, Rizqi Anggriawan. Sejak Oktober 2019, ia ikut Diklatsar Banser, sudah puluhan kali mengawal banyak kiai. Ia merasa bahwa berkhidmat di NU melalui Banser merupakan sebuah kebanggaan.


Namun demikian, selain aktif di Banser, ia juga berwirausaha menjadi seorang pedagang di Pasar Bantargebang, Kota Bekasi. Rizqi menjadi kepercayaan kedua orang tuanya menjadi pengusaha tempe untuk membantu memasarkan, memproses, dan mengontrol para pegawai yang bekerja. 


“Saya mulai dagang tempe buat bantu orangtua, atau bisa dibilang jadi tangan kanan bapak, sejak lulus dari Pesantren Dipokerti Ponorogo. Jadi sejak usia belia, saya sudah dibawa merantau orangtua ke Bekasi merintis usaha tempe,” kata pria kelahiran Pekalongan 1996 ini, kepada NU Online, Selasa (25/8).


Ia menjelaskan, sebelum tempe dijual, terlebih dulu diproduksi di rumahnya yang tak jauh dari pasar. Setidaknya terdapat dua jenis tempe yang diproduksi, yakni tempe mentah dan tempe yang diolah menjadi keripik renyah.


“Tapi kalau di lapak (pasar), ada juga tambahan dagangan. Seperti tahu-tahuan, jamur tiram, oncom, dan daun pisang batu yang dikirim orang lain untuk dijual di lapak saya. Sedangkan keripik tempe itu dijual secara online karena tidak tersedia di lapak. Khusus keripik, biasanya ada yang memesan untuk dijual lagi dan untuk cemilan di acara keluarga,” katanya.


Namun, ia mengalami banyak kendala dalam mengelola usaha ini. Terlebih saat dilanda pandemi Covid-19 yang berakibat pada menurunnya pendapatan. Bahkan, lapaknya di pasar pernah terkena gusur oleh Satpol PP karena alasan tertentu. 


“Biasanya omzet penjualan itu mencapai 30 hingga 50 juta setiap bulan. Tapi sejak Covid-19 ini, pendapatan menurun sangat drastis,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bantargebang ini.


Ia berharap anggota Banser di mana pun berada, mesti memiliki usaha sampingan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarga di rumah. Sehingga, keaktifan di Banser adalah wahana untuk mencari keberkahan agar usaha yang sedang dirintis lancar dan kian berkembang.


“Usaha apa pun tidak masalah, asal halal. Di Banser, kita bertemu dengan banyak kiai tujuannya agar didoakan, mendapat berkah, sehingga usaha kita lancar,” katanya.


Selain itu, ia berharap agar virus corona cepat selesai, agar perekonomian di Indonesia kembali membaik. Kepada jajaran PP GP Ansor, ia berharap supaya lebih peduli dan mendukung penuh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) para kader Ansor dan Banser. “Demi kemajuan ekonomi kader Ansor Banser,” pungkas Rizqi.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad