Jombang, NU Online
Guna mempererat sinegitas antara pengasuh, wali santri dan pengurus, Pondok Pesantren Al-Ghozali Bahrul Ulum Tambakberas Jombang gelar halal bi halal (HBH) dan ngobrol bersama di auditorium pesantren, Jumat (6/7).
Ketua Pondok Pesantren Al Ghozali Bahrul Ulum, M Choirurojikin mengatakan HBH ini bertujuan menyatukan visi-misi pesantren dengan wali santri. Terutama untuk wali santri baru. Dengan harapan, semua program yang direncanakan pengasuh dan pengurus pesantren dapat difahami oleh wali santri serta ikut membantu tugas pengurus.
"Mendidik santri menjadi insan kamil berakhlak baik itu kan butuh proses panjang dan kerjasama antar lini. Maka kita ajak wali santri duduk bareng dan diskusi. Seumpama gini, peraturan pondok tidak boleh bawa handphone, ketika wali santri tahu maka kita harap mereka tidak memberikan anaknya handphone. Ini namanya kerjasama yang baik," jelasnya.
Lanjut Rojikin, pertemuan ini juga berfungsi mengurangi kesalahan informasi yang sampai ke wali santri. Karena sering kali ada wali santri yang komplain terkait pembayaran, kitab yang hilang dan peralatan sekolah yang tertukar.
Apalagi momen pendaftaran santri baru dan tahun ajaran baru menjadi tonggak bagus untuk meneguhkan komitmen menuju kerjasama bagus. Orang tua santri baru tidak khawatir menitipkan anak dan orang tua santri lama kembali memperbarui niat mondok kan anak. Semata-mata ingin mencari ridlo Allah bukan jabatan atau uang.
"Kita ingin terbangun sinergitas yang baik dan suasana kekeluargaan dalam mendidik anak-anak kita. Kita ingin santri yang lulus dari sini bisa membanggakan orang tua mereka dengan menjadi orang yang faham agama. Minimal bacaan Al-Qura’annya bagus sesuai kaidah tajwid," tambahnya.
Pesantren Al-Ghozali Bahrul Ulum merupakan pondok yang menggabungkan keilmuan salaf berlandasan kitab kuning dan pendalaman ilmu sains. Santri didik memahami ajaran islam dari sumber yang terpercaya seperti kitab Fathul Mu'in, Tafsir Jalalain, ulumul hadits, ta'lim.
Namun di sisi lain, santri juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Seumpama mendalami ilmu fisika, biologi, drama, jurnalistik dan seni hadrah atau banjari.
"Pada intinya, bila semua satu visi mendidik santri maka hasilnya akan bagus. Orang tua mendukung, pengasuh dan pengurus juga kerja keras membimbing santri sehari maka hasilnya memuaskan. Minimal akhlak santri bagus. Tidak ada usaha yang menghianati hasil," pungkasnya. (Syarif Abdurrahman/Abdullah Alawi)