Garut, NU Online
Masjid Sabilul Muttaqin merupakan sebuah masjid sederhana, tidak jauh dari Stasiun Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Walaupun sederhana, upaya menyemarakkan masjid ini terus dilakukan, terlebih dalam menyambut Ramadhan.
Saya yang Kamis (24/5) subuh ini bersilaturahim ke masjid itu, mendengar bagaimana keaktifan pengurus dan jamaah menyemarakkan Masjid Sabilul Muttaqin. Di bawah komando Ustadz Asep OP, ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), dilakukan bersih-bersih masjid jauh hari sebelum tiba Ramadhan. Nahdliyin setempat aktif terlibat membantu kegiatan bersih-bersih ini.
"Hal itu dilakukan tiada lain agar jamaah sekitar masjid semakin semangat dan betah dalam mengisi bulan suci Ramadhan," ujar Ustadz Asep.
Ustadz Asep mengatakan aktivitas di masjid selama bulan Ramadhan 1439 H cukup padat. Di antara program yang dilaksanakan rutin setiap hari adalah shalat berjamaah, shalat tarawih, tadarus Al-Qurāan dan ceramah setelah shalat subuh.
Kedatangan saya mewakili Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Kabupaten Bogor, dalam program dakwah blusukan, diberi kesempatan membagikan pengalaman. Selain silaturahim dengan para pengurus DKM Masjid Sabilul Muttaqin dan asatidz, saya pun bertemu dengan tokoh masyarakat setempat.Ā
Salah satu penceramah pengajian subuh, Ustadz Teten mengatakan selama Ramadhan telah disiapkan tujuh belas muharrik (penggerak) dakwah. "Alhamdulillah, mereka siap menyampaikan ceramah setiap selepas shalat subuh," tuturnya.
Saya bersyukur mendengar pemaparan Ustadz Teten. Pagi itu ia menyampaikan terkait sejarah perjuangan sahabat Rasulullah SAW, Sayidina Abu Dzar Al Ghifari yang datang menemui Rasul demi meraih keberkahan dan ilmunya. "Ketika kita paham sejarah Islam maka kita akan mengenal siapa itu Rasulullah Saw, siapa keluarganya, para sahabatnya," urai Ustadz Teten.
Menurut Ustadz Teten, ketika seorang Muslim telah mengenal Rasulullah dan para sahabat, ia akan menjadi pecinta, serta mengetahui segala sepak terjang Rasulullah melalui wasilah mereka. "Jangan lupa saat ini pun keturunan Rasul itu ada, yaitu para habaib. Saya yakin pada diri habaib itu ada darah Rasulullah SAW. Maka kita pun harus mengenal dan mencintai mereka," lanjut Ustadz Teten.
Ustadz Teten menyebutkan contoh beberapa habaib yang berakhlak mulia dan memiliki jiwa keteladanan bagi masyarakat. Di antaranya Habib Luthfi bin Yahya, Habib Zindan bin Novel bin Zindan, dan Almarhum Habib Munzir.
Ustadz pada akhir ceramahnya menyampaikan pentingnya kita mengenal keturunan Rasulullah SAW yaitu para habaib, terlebih yang selalu bersinergi dengan NU. Para habaib tersebut terbiasa menyampaikan dakwah ramah, dan tak pernah mengenal menyerah dalam upaya dakwah ramah.
"Mereka habaib sebagaimana para Kiai Nahdliyin di Garut sejak dulu memperjuangkan kedamaian, kenyamanan dan selalu mempersatukan umat demi jayanya Indonesia," pungkas Ustadz Teten.Ā
(H Abdul Hadi Hasan, Wakil Sekretaris LTMNU Kabupaten Bogor)