Daerah

Syahadah Pelatihan Yanbu'a Jadi Syarat Kelulusan di Pesantren Ini

NU Online  ·  Selasa, 13 November 2018 | 05:00 WIB

Semarang, NU Online
Pengasuh Ponpes Durrotu Ahlissunnah Wal Jama'ah (PPDA) Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah KH Agus Romadhon menyatakan bahwa syahadah (piagam penghargaan) pelatihan metode Yanbu'a akan menjadi salah satu sarat kelulusan bagi para santri di pesantrennya untuk pindah pondok atau kembali ke rumah.

"Ini pelatihan Yanbu'a yang pertama di pesantren kami, dan akan diagendakan minimal tiap tahun sekali," kata Kiai Agus saat ditemui di kediamannya, kompleks PPDA, Selasa (13/11).

Lebih lanjut, Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama atau RMINU Kota Semarang ini menuturkan, banyak metode belajar al-Qur'an yang ditawarkan di Indonesia. “Namun metode Yanbu'a dinilai lain dari metode yang lain,” ungkapnya. Sebab, metode tersebut dirumuskan dan diajarkan oleh para tahfidzul qur'an, dengan pemilihan bahan bacaan lebih jelas, dan tertib sesuai materi, lanjutnya. 

"Jadi tidak sekadar metode belajar membaca al-Qur'an, tapi juga motivasi bagi peserta untuk terus belajar membaca al-Qur'an dengan lebih fasih dan menumbuhkan semangat menghafal," kata Kiai Agus.

Pelatihannya juga lebih menarik karena adanya berbagai contoh bacaan qira'atus sab'ah. “Jadi, wajar saja kalau banyak peserta yang mengikuti pelatihan sampai beberapa kali," imbuhnya.

Selain itu, Kiai Agus juga memandang pentingnya talaqi atau musafahah (belajar langsung) dari orang yang benar-benar ahli Qur'an, di antaranya yakni yang mempunyai sanad atau urutan keguruan yang jelas sampai pada Nabi Muhammad. Demikian pentingnya sanad dikatakan sebagai bagian besar dari tiang agama. “Karenanya, sanad keguruan harus tersambung sampai Nabi Muhammad,” tegasnya.

Sebelumnya, Pengasuh Pesantren Tahfidz Yanbu'ul Quran Kudus, KH Muhammad Ulil Albab Arwani dalam pelatihan mengajar metode Yanbu'a yang dilaksanakan di PPDA menyampaikan sejumlah pesan.

“Kitab suci sejatinya bagaikan azimat yang agung. Sebab itu, setiap orang yang menyatakan dirinya menghormati al-Qur'an berarti menghormati dengan memandang al-Qur'an karena sebagai jalur bertemu Allah,” kata Kiai Agus menirukan pesan KH Muhammad Ulil Albab Arwani. 

"Al-Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW, banyak mukjizat agung dari Allah. Dari sekian itu yang paling agung adalah al Qur'an,” katanya. Dan al-Qur'an masih utuh sebagaimana di zaman Nabi Muhammad, karenanya harus dipelajari dan amalkan, lanjutnya.

Demikian penting mengamalkan ajaran al Qur'an sampai Kiai Ulil mengulang pesannya, al Qur'an juga menuntun manusia untuk hidup bahagia. “Hal ini dapat dirasakan manakala seseorang dapat mengamalkan al Qur'an dengan sebenar-benarnya,” urainya. 

Sebab itu kiai yang juga sering disapa Gus Ulil ini menyerukan untuk mengamalkan. “Amalkanlah al-Qur'an dengan sebenar-benarnya," tegasnya. 

Ditambahkan, pada kesempatan tersebut juga dilakukan peletakan batu pertama kompleks PPPDA 2 jalan Kalimasada VI, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang. (Rifqi/Ibnu Nawawi)