Daerah TRADISI

Susuk Wangan, Ungkapan Syukur Warga Setren Wonogiri

Rab, 6 November 2013 | 23:01 WIB

Wonogiri, NU Online
Di dalam masyarakat Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tenagh, dikenal tradisi Susuk Wangan. Tradisi ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari warga yang banyak berkutat dengan pertanian dan sumber air.
<>
Susuk Wangan sendiri, memiliki arti membersihkan saluran air. Sebagai ungkapan syukur atas sumber air yang diberikan Allah, setiap tahunnya mereka menggelar acara ini. Tradisi yang memilik nama lengkap “Ritual Susuk Wangan Amerti Tirta” ini biasa dilakukan pada Sabtu Kliwon setiap datang Bulan Besar (Dzulhijah). 

"Ritual ini, merupakan adat istiadat masyarakat Desa Setren dan sekitarnya, sebagai bentuk rasa syukur karena selama ini mereka memperoleh manfaat dari aliran air gunung yang mengalir sepanjang tahun dari sumber Girimanik di hutan Setren," kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Slogohimo, Sarosa.

Pada tahun ini untuk memeriahkan Susuk Wangan, Pemerintah Kabupaten setempat menggelar Susuk Wangan pada Ahad (3/11) lalu.

Warga Desa Setren yang mayoritas kaum tani sebelumnya melakukan gotong royong, beramai-ramai kerja bakti membersihkan saluran air, sebagai upaya melestarikan sumber air gunung yang dianggap pembawa berkah kemakmuran.

Pada acara tersebut juga dibawa sejumlah aneka hasil tanaman warga dan tumpeng dengan lauk ayam panggang untuk didoakan bersama. Setelah dibacakan doa, tumpeng kemudian dibagi-bagi kepada pengunjung untuk dimakan bersama.

Kabid Kebudayaan Drs Mulyanto menambahkan, untuk memeriahkan ritual Susuk Wangan kali ini, dipentaskan kesenian karawitan Raras Budaya dan musik lesung Rangga Budaya dari Desa Setren, serta musik hadroh dari SD 2 Setren. (Ajie Najmuddin/Mahbib)