Daerah

Stop Hoaks, Jadikan Media Sosial untuk Memperkuat NKRI

Ahad, 6 Oktober 2019 | 07:00 WIB

Stop Hoaks, Jadikan Media Sosial untuk Memperkuat NKRI

Suasana Focus Group Discussion (FGD) Bersama Tokoh Muda Sumatera Utara di Medan, Sabtu (5/10).

Medan, NU Online

Ketua Pengurus Wilayah LTN NU Sumatera Utara, Zulhamdani Napitulu mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan cerdas dan bijak. Salah satu ciri orang cerdas dan bijak adalah menjaga kebenaran suatu informasi, dan tidak membagikannya di media sosal sebelum melakukan klarifikasi dan konfirmasi terakait kebenarannya.

 

“Tolong ditelusuri dulu dari mana sumbernya, agar tidak salah dalam menyampaikan informasi itu,” tukasnya saat menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) Bersama Tokoh Muda Sumatera Utara di Medan, Sabtu (5/10).

 

Menurutnya, membagikan informasi tanpa menelusuri kebenarannya, sudah semestinya diakhiri. Sebab itu akan membikin gaduh masyarakat, bahkan berpotensi mencerai-beraikan bangsa. Ia juga mengajak para kader PMII untuk berada di garda terdepan dalam menyampaikan (berita) kebenaran tanpa hoaks.

 

“Marilah kita cerdas dan bijaksana seperti apa yang disampaikan ayahanda Prof. Said Aqiel Siroj,” tuturnya.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Pengurus Koordinator Cabang PMII Sumatera Utara, Azlansyah. Ia menekankan pentingnya kader NU untuk berperan aktif dalam menggunakan sosial media secara bijak dan cerdas guna menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sebab bukan tidak mungkin NKRI akan hancur lebur jika informasi hoaks terus merajalela.

 

“Negara yang kita cinta ini kita jaga dan pelihara bersama tanpa berita yang tidak benar alias hoaks. Kita harus benar-benar harus menelusuri dari mana sumbernya sebelum dibagikan,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Ketua HIMMAH Sumatera Utara, Abdul Razak Nasution mengimbau kepada masyarakat agar media sosial tidak hanya dibuat ‘mainan’ tapi juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahim. Katanya, media sosial sangat memungkinkan untuk sarana silaturrahim karena tidak butuh ketemu langsung dan waktunya cepat.

 

“Di zaman ini orang mau ketemu langsung susah karena sibuk, tapi media sosial bisa jadi alternatif sebagai ajang menyambung tali silaturrahim,” jelasnya.

 

Selain itu, Abdul Razak menyebut media sosial juga bermanfaat sebagai ladang penghasilan. Misalnya untuk promosi serta menjual produk yang bisa bermanfaat untuk orang banyak.

 

“Jadi jangan hanya berpikir media sosial untuk hoaks,” pungkasnya.

 

Editor: Aryudi AR