Daerah

STAIMA dan KPU Kota Banjar Selenggarakan Sosialisasi Pilkada

NU Online  ·  Jumat, 20 April 2018 | 14:15 WIB

Kota Banjar, NU Online
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Al-Azhar (STAIMA) Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat mengadakan sosialisasi pemilihan kepala daerah (pilkada). Kegiatan berlangsung di kampus tersebut dan diisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, Jumat (20/4).

Sekretaris Rektor STAIMA Mastur Hamami dalam sambutannya menyampaikan bahwa sosialisasi merupakan pembelajaran bagi mahasiswa untuk menghadapi pilkada yang akan berlangsung. Bahwasannya dalam memilih pemimpin haruslah selektif. "Jangan salah pilih, jadilah pemilih yang pintar, pandai dan cerdas," katanya.

Selanjutnya Mastur mengharapkan mahasiswa yang mengikuti acara tersebut supaya paham peraturan dalam pilkada. Selain itu juga istilah politik uang dan biaya politik jangan sampai terbalik. “Karena hal tersebut sangatlah beda, maka jangan salah paham," ungkapnya.

Sebagai mahasiswa jangan sampai menjadi pemilih yang pasif. Karena dengan menjadi pemilih yang pasif adalah merugikan Negara lantaran tidak menggunakan hak suara. "Mahasiswa jangan sampai merugikan negara," pesannya.

Divisi Hukum KPU Kota Banjar Sofian Munawar menyampaikan bahwa kunci sukses dalam pilkada itu adalah harus bersinergi dan berkoordinasi. Sehingga dia mengajak mahasiswa ikut serta mewujudkan kesuksesan pilkada.

Selain itu guna mencapai kedamaian dalam pilkada akan dilaksanakan kegiatan seperti jalan santai yang rencananya diadakan di setiap kecamatan. Dia juga berpesan agar mahasiswa yang mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berdomisili di Kota Banjar diharapkan menggunakan hak suaranya. "Gunakan hak suara secara bijak," pintanya.

Dia menyampaikan supaya menjadi warga yang selalu melaksanakan hak dan kewajiban. Terutama dalam pilkada yang akan berlangsung. Hak warga dalam pemilu yaitu memilih, sehingga berkewajiban datang ke tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak pencoblosannya. "Jadilah warga yang baik dan menjadi pemilih yang masif," pungkasnya. (Wahyu Akanam/Ibnu Nawawi)