Daerah

Soal Radikalisme dan Terorisme, Perguruan Tinggi Diminta Pantau Mahasiswanya

Sab, 8 Juli 2017 | 03:04 WIB

Jember, NU Online
Bahwa di  Jember sudah ada bibit-bibit ISIS, bukanlah isapan jempol semata. Paling tidak, inilah pengakuan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjend Pol Hamli saat menjadi narasumber dalam acara Sosialisasi Ancaman Terorisme dan Pencegahannya di New Sari Utama,  Jember, Kamis (5/7).

Menurutnya, bibit-bibit ISIS itu melakuan gerakan pengkaderan di salah satu masjid kampus  di Jember. "Tolong dilihat. Kalau perlu pendalaman, tanya ke Kapolres Jember (AKBP. Kusworo Wibowo). Nanti Kapolres saya beritahu," ujarnya.

Kelompok radikal dan teroris memang menyasar mahasiswa untuk direkrut menjadi anggota. Mereka sudah lama masuk ke perguruan tinggi. Bahkan, sejumlah teroris merupakan alumnus perguruan tinggi negeri dan swasta.

Sebagian di antaranya menjadi ideolog. Yang lain menjadi perakit bom. Mereka berproganda dengan mengiming-imingi surga dan bidadari jika sudah melakukan  jihad.

"Faktor terbesar seseorang bergabung dengan ISIS karena pemahaman agama yang keliru. Jihad hanya (berarti) perang tidak ada makna lain," tambahnya.

Karena itu, ia  meminta kepada seluruh pemimpin perguruan tinggi di Indonesia agar mengawasi aktivitas di masjid kampus masing-masing.

"Tolong dilihat, aktivitas-aktivitas terutama di masjid kampus, hati-hati. Dulu di salah satu universitas terkenal di Surabaya, masjidnya dipakai ketika jam 12 malam ke bawah. 'Tausiyah' di situ. Lima, sepuluh, lima belas orang kumpul, satpam tidak tahu. Dikira mengaji biasa. Tahunya ketika ditangkap, dia ngomong: tausiyahnya di situ. Jadi tolong dilihat masjid kampus, baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta," jelas Hamli. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)