Daerah

Serap Apsirasi Kader, IPNU-IPPNU Jombang Rutin Lakukan Turba

NU Online  ·  Jumat, 2 November 2018 | 03:30 WIB

Jombang, NU Online
Dalam rangka menyerap aspirasi dari berbagai lapisan kader, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Jombang Jawa Timur rutin melakukan kunjungan tingkat anak cabang dan perguruan tinggi.

Kali ini, pengurus IPNU-IPPNU Jombang mengunjungi kader dan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kamis (1/11).

Menurut Ketua PC IPNU Jombang Ishomudin Haidar, kegiatan tersebut dinamakan turun ke bawah (turba). Dan sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Dengan turba, pengurus cabang akan lebih dekat dengan kader serta mengetahui perkembangan organisasi dari dekat.

"Tujuan kita di sini yaitu silaturahim dan konsolidasi organisasi. Kasih motivasi sekalian buat kader-kader," katanya.

Kegiatan bertujuan menyampaikan program unggulan dari PC IPNU-IPPNU Jombang. Dan menyampaikan agenda yang akan dilakukan pengurus. Dengan begitu, setiap kader merasa diperhatikan dan jarak antara pengurus cabang dan kader tidak jauh.

"Terus tadi juga kasih pengumuman kalau dalam waktu dekat mau ada acara Lakmud raya," ujarnya.

Dihubungi terpisah, salah satu kader IPNU IAIBAFA Asadul Arifin mengaku senang dengan kunjungan dari pengurus cabang IPNU-IPPNU Jombang. Baginya, ini semua terobosan bagus dan layak dipertahankan ke depan. 

"Saya dengar ini agenda rutin, bahkan daerah pelosok juga dikunjungi oleh pengurus cabang. Seharusnya semua pengurus di NU kayak gini. Rajin turba dan kumpul dengan kader," bebernya.

Pria yang akrab disapa Arif ini menambahkan, untuk menghadapi tantangan zaman ke depan IPNU-IPPNU Jombang lebih aktif dan kreatif dalam membekali kadernya terkait ajaran Ahlussunnah Wa jamaah ala thariqati Nahdlatul Ulama.

Dirinya berharap saat turba, pengurus cabang juga membawa tenaga profesional untuk mengajari kader. Seperti ilmu jurnalistik, teknologi, maupun ekonom kreatif. “Karena di tingkat bawah ini susah kalau mau buat acara. Banyak halangan dan kendala," tandas Arif. (Syarif Abdurrahman/Ibnu Nawawi)