Pekalongan, NU Online
Perayaan malam takbiran di Desa Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan Jawa Tengah dengan jalan kaki menyusuri kampung-kampung berlangsung sangat meriah.
Tak hanya mengumandangkan takbir, berbagai ikon yang identik dengan hari raya Idul fitri seperti replika Al-Qur'an raksasa, replika ketupat raksasa, lampion asmaul husna, dan ikon tradisi gunungan wayang, serta warak ngendog diarak sepanjang jalan Landungsari.
Dikutip dari tribunnews.com, Ketua Pelaksana Pawai, Khairul Anam mengatakan, perayaan malam takbir ini sudah dilaksanakan sejak 10 tahun dengan tema yang berbeda-beda, dan kali ini bertema Budaya Islam Nusantara.
"Memang ini sudah menjadi tradisi tahunan warga Landungsari, sudah terlaksana sejak 10 tahun, dan tiap tahunnya berbeda tema kali ini temanya Budaya Islam Nusantara," tuturnya.
Dikatakan, pawai tersebut diikuti dari perwakilan 22 mushalla dengan ratusan peserta dan masing-masing membuat ikon sesuai kreatifitas.
"Pawai ini dilombakan juga, diikuti dari perwakilan 22 mushalla yang ada di Landungsari, masing-masing membuat ikon sesuai kreatifitas dan tentunya sesuai tema, dimeriahkan ratusan peserta yang ikut pawai arak-arakan," ujarnya.
Dikatakan Anam, perayaan tradisi malam takbir ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya malam takbir untuk menyambut datangnya hari raya Idul fitri.
"Selain menyambut dan menyemarakkan hari raya Idul fitri juga untuk mempererat silaturahmi antar warga," tambahnya.
Pawai keliling sambil menyuarakan takbir ini diakhiri dengan kemeriahan pesta kembang api. Kemeriahan ini juga ikut dirasakan warga yang melihat, satu diantaranya Soib.
"Sangat ramai dan meriah, saya sebagai warga turut bangga dan senang adanya tradisi seperti ini, sehingga semarak kemenangan hari raya sangat terasa," ujar Soib.
Ia juga berharap tradisi tahunan di malam takbir ini bisa terus dilaksanakan setiap tahunnya. "Harus dilaksanakan setiap tahun, karena ini merupakan tradisi yang harus dilestarikan," pungkasnya. (Red: Muiz)