Daerah HUT KE-74 RI

Semarak HUT RI, Ansor Pangkah Tegal Gelar Sepak Bola Api

Ahad, 25 Agustus 2019 | 08:30 WIB

Semarak HUT RI, Ansor Pangkah Tegal Gelar Sepak Bola Api

Peringati HUT RI, Ansor Banser Tegal gelar sepak bola api

Tegal, NU Online
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memeriahkan HUT ke-74 Kemerdekaan RI, salah satunya seperti yang dilakukan oleh keluarga besar Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang menggelar sepak bola api di lapangan Desa Kalikangkung Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
 
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Pangkah Yusuf Al-Masrur mengatakan, pihaknya sengaja memperingati HUT ke-74 RI dengan menggelar pagelaran budaya karena didasari rasa keprihatinan atas banyaknya kebudayaan lokal yang mulai hilang tergeser kemajuan zaman.
 
"Kami ingin mengangkat dan menampilkan kembali kearifan lokal seperti sepak bola api yang saat ini sudah jarang dilakukan, dan Alhamdulillah di Ansor Kecamatan Pangkah permainan sepak bola api sudah menjadi bagian dari budaya yang  setiap tahun diadakan," katanya, Sabtu (24/8) malam disela pertandingan final.
 
Dalam kesempatan itu, ditampilkan permainan sepak bola api tim sepakbola dari pimpinan Ranting Ansor se-Kecamatan Pangkah. Sebelumnya para peserta yang merupakan kader Ansor Banser telah melakukan tirakat dengan berpuasa selama seminggu, pengisian kebatinan serta telah melewati serangkaian proses latihan yang panjang. 
 
Permainan sepak bola api dilakukan layaknya pertandingan bola sepak lainnya seperti futsal, sepak bola, dan lainnya. Tetapi bedanya mereka tidak menggunakan sepatu. Dan uniknya bola yang digunakan merupakan bola khusus yang terbuat dari sabut kelapa. Kemudian bola api itu direndam ke dalam minyak tanah dan disulut api hingga terbakar. 
 
"Butuh kemampuan khusus untuk memainkan permain ala pesantren itu. Mereka yang pemberani yang sanggup berebut bola dan menendangnya ke gawang," ujarnya.
 
Antusias pemain dan penonton sepak bola api cukup besar sehingga pertandingan berlangsung dengan semarak. Selama permainan berlangsung, dibacakanlah berbagai shalawat dan yel-yel untuk memberi semangat pemain.
 
Ketua Panitia Jafarudin mengatakan, filosofi permainan bola api yang diajarkan oleh kiai kepada para santrinya mempunyai makna yang dalam. Ketakwaan dilambangkan dengan puasa sebelum memulai permainan, pengendalian nafsu dilambangkan dengan bola api yang selalu menyala dan berbuat baik kepada sesama yang dilambangkan kerjasama saling menghargai antar-pemain. 
 
Dan bagi pria yang kesehariannya berprofesi sebagai pendidik itu, kegiatan ini sangat baik dan perlu dikembangkan di tanah Gallawi dan Nusantara ini, sehingga anak cucu kita bisa merasakan barokah dari ajaran-ajaran ulama terdahulu.
 
"Permainan bola api dimainkan Banser dan Ansor sudah lama. Sebelum bermain peserta melakukan doa bersama terlebih dahulu. Peserta dalam permainan merasakan kemeriahan dan keseruan hingga melupakan rasa panasnya api pada bola yang terbuat dari kelapa tua yang semalaman direndam minyak tanah," paparnya.
 
Anggota Ansor Dermasandi Riyanto menuturkan, sepak bola api bukan hanya suatu kesenian budaya dan olahraga. Namun juga telah menjadi salah satu cara mempersatukan bangsa, keakraban, dan silaturahmi.
 
"Saya senang dan bangga menjadi bagian dari sepak bola api ini, karena ikut melestarikan budaya dan kesenian bangsa," ucapnya.
 
Dalam pertandingan tersebut tampil sebagai juara 1 GP Ansor Ranting Grobog Kulon, juara 2 GP Ansor Ranting Pecabean, dan Juara 3 GP Ansor Ranting Kalikangkung. Masing-masing juara mendapatkan Tropi kejuaraan dan uang pembinaan. 
 
Kontributor: Rizqon/Nurkhasan 
Editor: Muiz