Daerah

Selenggarakan Muskercab, NU Cilacap Pertegas Khidmat

Ahad, 16 September 2018 | 06:00 WIB

Cilacap, NU Online 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab), Sabtu (15/9). Kegiatan berlangsung di Pesantren Nurul Islam, Karangjati, Sampang. Kegiatan mengusung tema Berkhidmat dengan Kerja Nyata

Ketua PCNU Cilacap, KH Nasruloh dalam sambutannya mengingatkan pentingnya sinergitas antara NU dan banyak pihak dalam bekerja membangun bangsa dan negara. "NU harus atau perlu menjalin sinergi dengan kekuatan lain untuk secara kerja nyata ikut membangun bangsa dan negara," katanya di hadapan peserta. 

KH Su'ada Adzkya, Rais PCNU Cilacap menegaskan masalah kemiskinan dan perekonomian adalah persoalan serius yang harus ditangani bersama, "Mengentaskan kemiskinan merupakan fardu ain, dan kewajiban bagi semua," katanya. 

Muskercab diikuti angota pleno PCNU Cilacap dan perwakilan pengurus Majelis Wakil Cabang NU se-Cilacap. Hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman, segenap pengurus serta badan otonom di lingkungan PCNU Cilacap. 

Berkhidmat dengan Kerja Nyata
Berkhidmat dengan kerja nyata merupakan penegasan atas tema besar Konfercab NU Cilacap tahun 2018 yang digelar sebelumnya di Pesantren Raudlotul Huda Walhang Wetan Kecamatan Adipala Cilacap. Kala itu diputuskan kerja organisasi dengan tiga prinsip utama, yakni sinergis, terukur dan terencana.

Sebagai sebuah organisasi, NU memiliki pilar lembaga dan badan otonom. Sinergi antara PCNU, lembaga dan Banom menjadi prinsip yang tidak bisa ditawar dalam konteks kerja organisasi. Ketiga pilar itu menjadi sentral pelaku kegiatan dalam rangka pelaksanaan program.

Keterukuran juga merupakan prinsip dalam kerja organisasi yang lebih nyata. “Keterukuran tidak semata ukuran kuantitatif waktu, melainkan juga dalam bentuk target output dan outcome kegiatan dengan progres yang bisa dilihat. Keterukuran juga menjangkau aspek pembiayaan kegiatan organisasi,” ungkap KH Nasruloh..

Sedangkan terencana adalah bahwa kerja nyata dalam organisasi juga memerlukan perencanaan yang baik. Mustahil sebuah kegiatan dilaksanakan tanpa perencanaan. “Oleh sebab itu, setiap kegiatan memerlukan sebuah dokumen rencana pelaksanaan kegiatan yang akan menjadi acuan bersama,” tegasnya.

Ketiga prinsip di atas diharapkan menjadi nafas organisasi NU sehingga kinerjanya semakin nyata, terlihat. “Sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat,” pungkasnya. (Kifayatul Ahyar/Ibnu Nawawi)