Pontianak, NU Online
Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo melantik para gubernur terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak 2018 di Istana Negara. Dari beberapa gubernur yang dilantik, salah satunya Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
Masyarakat Kalbar menyambut pelantikan ini dengan penuh suka cita, tidak terkecuali Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalibar. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Mu'ammar Kadafi selaku Ketua Umum PKC PMII Kalbar yang mengucapkan selamat atas pelantikan Sutarmidji dan Ria Norsan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar.
Kadafi mengatakan senang telah memiliki gubernur baru. Namun demikian ada banyak harapan agar ke depannya Kalbar semakin lebih baik, dari segala sektor yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan sebagainya.
“Rekam jejak Bapak Midji dan Ria Norsan sangat baik,” katanya, Kamis (6/9). Hal tersebut dibuktikan Midji berhasil mengelola Kota Pontianak begitu indah, dari mulai pembangunan infrastruktur jalan, tata kelola kota yang rapi dan keterbukaan pengelolaan APBD Pemkot yang transparan. Demikian pula dengan Ria Norsan yang berhasil mengelola Kabupaten Mempawah.
“Bagi kami, ini modal yang baik untuk ke depannya,” ungkapnya. Yang layak ditunggu adalah terobosan untuk menata Kalbar dengan lebih baik, lanjutnya.
“Sebagai salah satu organisasi mahasiswa, maka PKC PMII Kalbar akan terus mendukung dan mengawasi khususnya pada seratus hari pertama kinerja pemimpin baru ini,” tegasnya.
Kadafi juga menambahkan, sangat apresiasi dengan kinerja aparat yang saling bersinergi baik Kapolda, Pangdam XII, Kabinda Kalbar. “Alhamdulillah Pilkada kemarin berjalan dengan damai, meski sempat diwanti-wanti Kapolri karena Kalbar termasuk tiga provinsi yang paling rawan konflik,” ungkapnya. Tapi buktinya tidak ada riak sedikitpun yang menunjukkan masyarakat semakin cerdas, tidak mau diadu domba oleh oknum atau kelompok yang sifatnya provokatif, lanjutnya.
Dirinya juga berharap pada Pemilu 2019 mendatang juga demikian. “Bisa berjalan dengan lancar, aman, damai tanpa ada isu SARA yang dimainkan,” tandasnya. (Arifuddin/Ibnu Nawawi)