Daerah

Santri Putri Bahrul Ulum Jombang Gelar Teknik Persidangan

Ahad, 6 Oktober 2019 | 13:00 WIB

Santri Putri Bahrul Ulum Jombang Gelar Teknik Persidangan

Santri Putri Bahrul Ulum Tambakberas belajar pimpin sidang (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Demi mengasah kemampuan berorganisasi, ratusan santri putri Pesanttren Al-Lathifiyyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur belajar teknik persidangan dengan baik dan benar. Bagi santri-santri tersebut, materi ini tak kalah penting dengan materi lain dalam organisasi.
 
Kegiatan yang diikuti oleh pengurus pesantren yang akan menjalani sidang periodik pergantian pucuk pimpinan lurah pondok. Pelatihan ini mengambil tempat di lantai dua Aula Pesantren Al-Lathifiyyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas.
 
Salah satu pemateri Jziaan Bayzouroh dari Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas mengatakan, materi yang disampaikan berkaitan dengan tata cara sidang seperti dalam kongres atau muktamar sebuah organisasi. 
 
Pemateri menjelaskan pengertian sidang, pembagian sidang, ketentuan ketuk palu, cara memilih presidium sidang, tugas presidium sidang, hingga cara membuat tata tertib sidang dan cara membuka serta menutup sidang.  
 
"Materi ini disampaikan selama dua hari dan semua pesertanya adalah perempuan. Ada tiga pematerinya yaitu Jzian Bayzouroh dan Choirurojikin dari Unwaha dan Abdurrahman dari Pesantren Tebuireng," katanya, Sabtu (5/10).
 
Pesantren Al-Lathifiyyah 1 Bahrul Ulum merupakan pesantren milik pendiri Nahdlatul Ulama KH Abdul Wahab Hasbullah. Kini diasuh oleh putrinya bernama Hj Mahfudzoh Aly Ubaid.
 
Oleh karenanya, dalam rangka meneruskan jejak langkah Kiai Wahab, maka pesantren ini menyiapkan santri yang ahli dalam organisasi seperti Kiai Wahab.
Mayoritas santri dan pengurus pesantren di Indonesia jarang dibekali cara menjalani persidangan dalam organisasi dengan baik. Umumnya rapat atau pergantian pengurus ya ala kadarnya. Padahal teknik persidangan diperlukan saat mereka aktif di kepengurusan NU, dan jadi anggota dewan atau lain sebagainya.
 
"Kita latih agar mereka para santri tidak gugup ketika mengikuti organisasi di luar," tambah wanita asal Mojokerto.
 
Menurutnya, dalam proses pelatihan teknik persidangan para santri sangat bersemangat mengetahui teknik menjalankan persidangan dengan baik dan benar. Bagi mereka hal ini ilmu baru dan tidak diajarkan di bangku sekolah. 
 
"Santri Bahrul Ulum itu diwasiatkan oleh Kiai Wahab untuk aktif di NU. Bahkan bagi yang keluar dari NU didoakan disambar petir. Itulah alasan saya juga semangat kasih materi untuk masa depan NU juga," tuturnya.
 
Padahal pelatihan ini lanjutnya, sangatlah penting untuk kemajuan sebuah organisasi seperti NU. Sebuah organisasi dikatakan berkembang apabila sistem kongres atau muktamarnya berjalan baik.
 
"Dengan adanya kegiatan seperti ini setidaknya pesantren ini sudah meringankan tugas NU," tandasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman 
Editor: Abdul Muiz