Santri Pesantren Hidayatul Islam Budidayakan Lele
NU Online · Ahad, 5 Oktober 2014 | 10:45 WIB
Probolinggo, NU Online
Santri pesantren pandai mengaji sudah biasa. Tetapi bila santri terampil membudidayakan lele tentu hal luar biasa. Itulah yang kini digeluti Pesantren Hidayatul Islam di desa Clarak, Leces, Probolinggo. Semua itu dilakukan untuk mencetak santri berjiwa entrepreneur sebagai bekal ketika sudah keluar dari pesantren.
<>
Sejak 2010 silam, pesantren Hidayatul Islam yang diasuh oleh KH Sumar Syamsul Arifin mengembangkan budidaya lele di lingkungan pesantren. Memanfaatkan bantuan kolam terpal, para santri mulai menggeluti budidaya lele pada empat kolam terpal ukuran 2x4 meter sebanyak 2 buah dan 3x6 meter sebanyak 2 buah.
Salah satu keluarga pesantren Muhammad Saleh mengungkapkan, saat awal budidaya para santri menebar 20 ribu benih lele jenis Sangkuriang. Waktu itu modal yang dikeluarkan untuk membeli bibit dan pakan sampai panen sekitar Rp 7 juta.
“Alhamdulillah, setelah dua bulan lele sudah bisa dipanen. Panennya berlangsung hingga bulan ke-3 dari awal tebar benih. Namanya juga baru memulai, waktu itu antara modal dan hasil panen impas. Kami bersyukur, sebab waktu itu modal sudah kembali saja sudah beruntung. Apalagi kami masih dalam tahap belajar,” ungkapnya, Sabtu (4/10).
Saleh mengaku, saat ini pesantren Hidayatul Islam sudah memiliki tujuh unit kolam dengan ukuran 7x10 meter sebanyak 2 unit dan 6x5 meter sebanyak 5 unit. Dengan modal awal sekitar Rp 19 juta, ditebar 30 ribu benih ke salah satu kolam.
“Kebetulan para santri juga kami ajari cara melakukan pembenihan. Sehingga kolam yang kami miliki memiliki fungsi yang berbeda. Ada yang untuk indukan, pembenihan dan pembesaran. Untuk yang pembesaran kami tebar bulan Juli 2014 kemarin dan kini produksinya mencapai sekitar 2,2 ton,” terangnya.
Dengan harga sebesar Rp 13.700/kg di tingkat pedagang, Saleh mengaku mendapatkan hasil kotor dari panennya sebesar Rp 30 juta. Setelah dikurangi modal awal, pendapatan bersihnya mencapai sekitar Rp 11 juta.
“Untuk sementara, panen lele yang dilakukan pengurus dan santri hanya diambil pedagang lokal. Itupun terkadang masih kekurangan stok, sehingga berapapun hasil panen, pasti habis terjual. Hasil penjualan ini sebagian kami gunakan untuk modal dan sebagian lagi untuk biaya pendidikan dan makan santri. Kebetulan di sini semua santri digratiskan dari biaya pendidikan dan makan,” tegasnya.
Suami dari Asmaul Husnah ini mengaku sengaja mengajak para santri untuk terlibat dalam proses budidaya lele yang sedang dilakukan pesantren. Tujuannya untuk mencetak santri agar memiliki jiwa wirausaha.
“Harapannya begitu lulus santri tidak hanya memiliki bekal ilmu pengetahuan, tetapi juga ilmu budidaya lele yang dapat diterapkan di lingkungannya masing-masing. Di sini santri terlibat penuh mulai dari awal pembenihan hingga panen. Setidaknya nanti santri bisa mandiri dengan keahlian yang didapat selama berada di ponpes,” jelasnya.
Di saat masyarakat sekitar tengah sibuk menggeluti budidaya bawang merah, pihak pesantren tetap konsisten mengajari santrinya cara budidaya lele. “Kami menilai lebih mudah budidaya lele daripada bawang merah. Selain modalnya besar, hasilnya pun belum pasti. Beda dengan lele, asal cara budidayanya benar maka hasilnya akan melimpah. Kebetulan juga kami sudah memperoleh sertifikat CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik),” tegasnya.
Saleh mengaku, tantangan terbesar dalam budidaya lele terletak pada cuaca. Tetapi jika bisa mengatasinya, tentu tidak ada masalah yang berarti. “Kuncinya hanya satu, jangan pernah menyerah. Meskipun gagal, tetap harus dipelajari. Sebab keberhasilan ini bisa diraih melalui kita belajar dari kegagalan. Yang jelas tujuan utamanya adalah untuk mendidik santri dalam berwirausaha agar memiliki jiwa entrepreneur,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua