Way Kanan, NU Online
Sejumlah pelajar SMA sederajat di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, menyambut baik kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) atau Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) yang dihelat di daerah tersebut dengan pola kemandirian dan karantina.
<>
"BPUN memberi motivasi baik agar kami bisa masuk perguruan tinggi negeri atau PTN," ujar Dicky Aprizal dari SMA N 2 Gunung Labuhan yang menjadi peserta BPUN di Blambangan Umpu, Kamis (14/5).
Di Way Kanan, BPUN digelar mulai 9 Mei 2015. Para peserta, 27 siswa SMA sederajat setempat yang memiliki tekad kuat masuk PTN, mulai belajar mandiri setelah menerima modul dari panitia. Kegiatan selanjutnya, 18 hingga 31 Mei 2015, peserta akan menginap dan belajar intens di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran, di Blambangan Umpu, Way Kanan.
Kegiatan sehari-hari akan dimulai pukul 04.00 WIB, peserta harus melakukan shalat tahajud, shalat subuh, olahraga, shalat dhuha, dan shalat wajib lainnya, belajar, diskusi hingga mengikuti pelatihan "life skill". Kegiatan sehari-hari selama dua pekan itu akan berakhir setiap pukul 21.00 WIB.
"BPUN memberikan pelajaran lebih ekstra dalam mempersiapkan diri menjelang pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN. Saya pribadi siap mematuhi ketentuan yang ditetapkan panitia," kata Dicky yang beberapa kali mengikuti kegiatan digelar PC GP Ansor Way Kanan itu lagi.
Senada dengan Dicky, Suryaningsih, pelajar SMAN 1 Blambangan Umpu juga mengapresasi BPUN. "Harapannya, kalau bisa masuk PTN melalui BPUN Yayasan Mata Air bisa mengurangi beban kuliah," kata dia.
Untuk diketahui, Yayasan Mata Air, organisasi non profit yang didirikan oleh Gus Mus bersama sejumlah kyai, intelektual dan professional seperti Al Habib Luthf bin Yahya, Dr. KH. As'ad Said Ali, KH Masdar F. Mas'udi, KH Muadz Thohir, KH Thantowi Jauhari Musaddad dan (Alm) KH. Masykur Maskub.
Salah satu misi program Yayasan Mata Air atau BPUN adalah membekali calon mahasiswa dengan nilai dan karakter kebangsaan, keberagaman yang inklusif, dan nilai-nilai kepemimpinan, sehingga ketika masuk PTN tidak terseret arus gerakan yang radikal atau ekstremis.
Sabtu (16/5) besok, peserta mengikuti Try Out minggu kedua setelah belajar mandiri. Sejumlah pesan untuk mendukung misi tersebut dipasang panitia di cover soal-soal Try Out. "Pesan-pesan dari KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur, seperti ‘kemajemukan harus bisa diterima, tanpa ada perbedaan’ dan ‘marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah’, inilah esensi tugas kesejahteraan, kita selipkan agar dibaca dan dipahami peserta," ujar Koordinator Keputrian BPUN Way Kanan Fadilah Panggaluh Pangesti. (Red: Mahbib)
Foto: Pelajar SMA N 2 Gunung Labuhan Dicky Afrizal (kiri) menerima hadiah Juara III Lomba Menulis Opini Pro Migrasi Aman senilai Rp400 ribu dari Anggota Dewan Pembina PC GP Ansor Way Kanan M Hisbullah Huda didampingi Koordinator Keputrian BPUN Way Kanan Fadilah Panggaluh Pangesti beberapa waktu lalu.
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua