Tasikmalaya, NU Online
Gelak tawa pecah saat Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar PCNU Kota Tasikmalaya, Jawa Barat di Masjid Agung, Ahad (15/1).
Anak usia delapan tahunan merengek ingin mengenakan seragam Ansor yang dikenakan salah satu peserta pengajian. Sontak saja sang ayah melarangnya karena selain seragam tersebut dikenakan orang lain, juga dijamin terlalu kebesaran.
"Atuh yah hoyong acuk eta (Ayah ingin baju itu)," kata anak tersebut yang diketahui bernama Masyika Anwari (8) ketika disebelah dia ada anggota Ansor yang sedang ngobrol bersama sahabat-sahabatnya.
Ayah sang anak yang juga putra bungsu dari Pendiri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Awipari Tasikmalaya itu, Aos Mahrus langsung tertawa lebar. Pasalnya baru pertama kali anaknya merengek keras ingin memakai Seragam Ansor.
"Hahaa... dieu (sini) atuh hab (hab panggilan kepada Abdul Wahab yang mengenakan seragam Ansor) nginjeum sakeudeung (pinjam sebentar)," ujar Aos sambil langsung memberikan seragam tersebut kepada anaknya.
Masyika Anwari pun dengan girangnya memakai seragam Ansor tersebut. Sambil senyum riang, sesekali melihat dan memegang logo dan pin Ansor yang menempel di baju mirip jas berwarna hijau itu.
"Yah hoyong jadi Ansor (Ayah ingin jadi Ansor)," ucapnya serius. Aos pun mengiyakan bahwa Masyika yang akrab dipanggil Akok akan langsung jadi Ansor. "Muhun, Akok mah Ansor Junior nyak (Iya, Akok Ansor junior ya)," ujar Aos.
Menurut Aos, tak menyangka anak semata wayangnya memendam rasa berkeinginan besar jadi Ansor. Pasalnya kalau dia ingin sesuatu pasti bilang. Dan keinginan itu dipendam sejak lama sejak melihat Ansor yang kerap berlalu lalang di Kantor PCNU Kota Tasikmalaya.
"Pantesan lamun saya kaluar sok nanya. Ayah mau kemana? Mau ke NU, ngopi (Pantas saja kalau saya mau keluar rumah suka bertanya mau ke mana), ucapnya. Dan Anaknya pun selalu ingin ikut karena nongkrong di NU, katanya, bakal mendapat berkah.
"Kan pernah nanya kenapa ayah suka ngopi di Kantor NU. Kata Akok biar dapat barokah ya yah," tuturnya.
Selesai pengajian, Akok tak mau melepas seragam ansor. Hingga pulang ke rumah, Akok tetap memakai baju itu dan ingin disimpan kemudian digantung dikamar dia.
"Hab eungke we dibikeun deui seragamna (Hab nanti dikembalikan lagi seragamnya)," kata Aos sambil berlalu meninggalkan Masjid Agung. (Nurjani/Fathoni)