Daerah

RMI Jombang Berharap Muncul Banyak Penulis dari Pesantren

NU Online  ·  Sabtu, 15 Desember 2018 | 11:00 WIB

Jombang, NU Online
Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Kabupaten Jombang  bekerjasama dengan MEP Training, Rumah Dunia dan JFI Production mengadakan diskusi tentang literasi di auditorium Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (15/12).

Acara tersebut dihadiri oleh nara sumber, diantaranya adalah Master Trainer MEP,  Yusron Aminulloh, penulis novel,  Gol A Gong (Hendry Hendrayana) dan penggerak literasi milenial, Ahmad Athoilah.

"Kegiatan ini dalam rangkaian tour motivasi literasi yang digagas MEP Training, Rumah Dunia dan JFI Production. RMI bertugas menggerakkan santri di pesantren-pesantren," ujar Ketua Pengurus Cabang RMI-NU Jombang,  Agus Jauharuddin Al-Fatih.

Menurutnya, para santri milenial harus mengisi semua jejak literasi digitalnya dengan hal positif. Pilihan kata dan kalimat dan penggunaan media sosial  harus terjaga baik. Yaitu mencerminkan sikap dan akhlak seorang santri.

"Karya literasi pesantren sangat banyak, karya-karya ulama pesantren masih relavan hingga sekarang. Ulama dulu sangat produktif menulis. Saya berharap kegiatan ini menghidupkan calon-calon penulis baru dari pesantren," ungkap pria yang akrab disapa Gus Din itu.

Ia menambahkan, saat ini di Indonesia terdapat kurang lebih 25 ribu pesantren. Jumlah ini meningkat seribu pesantren dibanding  tahun sebelumnya. Namun sayang, tidak semua  pesantren itu cinta literasi.

"RMI berharap ada ledakan karya literasi dari pesantren di tahun 2019. Bisa menurunkan karya-karya baru terkait kajian Islam modren, keunikan pesantren maupun tulisan dari sisi sejarah dan hukum syariat," beber Gus Din.

Hal yang sama juga disampaikan Yusron Aminulloh. Baginya santri jangan hanya bagus terlihat dari luar  saja. Tapi juga harus bagus dalam pemikiran  dan karyanya. Ia juga mengajak santri yang sudah hobi membaca, untuk terus meningkatkan kualitasnya dalam berliterasi dengan menulis dan berkarya.

"Anak milenial, santri masa depan jangan hanya canggih, hanya bagus bungkusnya  tetapi isinya juga dalam. Ilmunya cukup. Sehingga mampu menghadapi tantangan zaman,"tambahnya

Sedangkan Novelis Gol A Gong memberikan  semangat pada para santri untuk membaca dan menulis. Sebab dengan membaca,  hidup menjadi mulia dan berwarna.

"Saya bisa keliling Indonesia, bahkan Keliling dunia, karena membaca buku dan menulis 100  buku lebih," tandasnya (Syarif Abdurrahman/Aryudi AR).