Banyumas, NU Online
Satu kisah dari Raden Ayu (RAy) Kartini yang sering terlewat adalah bahwa RAy Kartini seorang hafidzah, dan merupakan santriwati dari KH Sholeh Darat.
Kecintaannya pada Al-Qur'an membuat dia merasa sangat haus ingin belajar tentang tafsir Al-Qur'an. Karena pertanyaan kritis Kartini juga yang menginspirasi Mbah Sholeh Darat untuk menerjemahkan tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Jawa, yang ditulis dengan menggunakan huruf Arab Pegon.
“Karena kondisi penjajahan Belanda saat itu melarang masyarakat untuk mengaji tafsir Al-Qur'an,” kata Barokah Sulistyan pada upacara pengibaran bendera memperingati Hari Kartini, Sabtu (21/4) di SD NU Master Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah.
Peringatan Hari Kartini di SD NU Master Sokaraja juga diisi dengan pembacaan biografi singkat Raden Ayu (Ray) Kartini, dan lomba mewarnai dan menulis dengan tema Aku, Kartini Masa Kini.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Kartini dilangsungkan di berbagai tempat. Di Banyumas, peringatan juga dilakukan di SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang.
Peringatan Hari Kartini yang digabung dengan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, diisi dengan Pentas Budaya Bocah SMK Ma'arif NU 1 Ajibarang (Manusa). Sejumlah perlombaan pun digelar meliputi MTQ, Kakang Mbekayu Manusa, Baca Puisi Religi, Menyanyi Lagu Religi, Hadrah, dan Pemilihan Dai Idaman (Pidaman). Peserta kegiatan adalah perwakilan dari kelas X dan XI SMK Ma'arif NU 1 Ajibarang.
Koordinator kegiatan Isnandar Zaenul Fatkhurohman menjelaskan tujuan kegiatan sebagai ajang apresiasi potensi siswa melalui unjuk bakat seni yang dimiliki dan ditampilkan di atas panggung.
"Bagi pemenang akan mendapatkan hadiah menarik. Lebih dari itu mendorong siswa lebih percaya diri dengan talenta yang dimiliki," jelas pria yang juga wakil kepala sekolah urusan kesiswaan ini. (Musmuallim Ma'arif/Kendi Setiawan)