Daerah

Ratusan Santri Patwa Cirebon Ramaikan Pawai 'Selamatkan Bumi dari Krisis Iklim'

Sen, 23 September 2019 | 03:30 WIB

Ratusan Santri Patwa Cirebon Ramaikan Pawai 'Selamatkan Bumi dari Krisis Iklim'

Ratusan santri Patwa Cirebon dalam aksi serentak 'Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim' Jumat (20/9) (Foto: NU Online/Abdul Muizz)

Cirebon, NU Online 
Ratusan Santri Pondok Pesantren Attarbiyyatul Wathoniyah (Patwa) Mertapada, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ikut ambil bagian dalam gerakan menyelamatkan bumi dari krisis iklim, yang digelar serentak di banyak negara. 
 
Para santri itu menggelar Aksi Global Climate Strike bersama ribuan massa aksi lainnya yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan pekerja dengan melakukan long march menuju Taman Aspirasi Jakarta, Jumat (20/9) sore.
Aksi dilakukan untuk menyampaikan tuntutan agar pemerintah berterus terang kepada masyarakat dan mendorong kebijakan untuk mengatasi krisis iklim.
 
Pengurus Pondok Patwa, KH A Syatori enyebut, para santri itu kebanyakan duduk di bangku kelas 10 sampai kelas 12 Madrasah Aliyah Agama Islam (MAAI) Mertapada. Sebelum turun ke jalan, mereka terlebih dahulu mempelajari kasus-kasus perubahan iklim serta upaya mengatasinya bersama puluhan santri lainnya di Pondok Pesantren Misykat Al-Anwar, Bogor.
 
"Satu hari sebelum mengikuti aksi, para santri PATWA mengikuti pelatihan solusi dalam mengatasi perubahan iklim bersama puluhan santri Pondok Pesantren Misykat Al-Anwar Bogor," katanya.
 
Syatori mengungkapkan, hingga pukul 10.00 WIB, dirinya mendapat kabar bahwa gelombang aksi tersebut sudah berlangsung di banyak titik negara, seperti Amerika, London, Australia, dan Pakistan.
 
Cicit Alm Al-Maghfurlah Kiai Akyas Buntet Pesantren Cirebon ini menjelaskan, aksi damai Global Climate Strike merupakan peringatan bagi segenap umat manusia di berbagai penjuru dunia bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. 
 
Ada banyak fakta yang menggambarkan bahwa bumi saat ini tengah mengalami krisis iklim. Fakta tersebut di antaranya, bumi kita yang semakin panas, es di kutub mencair, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia tenggelam, kebakaran hutan dan lahan semakin meningkat, kekeringan dan berkurangnya sumber mata air bersih, gagal panen yang mengancam ketahanan pangan pangan dan yang lainnya.
 
"Bumi kita sedang mengalami ambang batas menuju krisis dan kehancuran yang dahsyat akibat ulah manusia-manusia serakah," katanya.
 
Komitmen Patwa Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim 
 
Syatori mengatakan, terdapat banyak peran yang mesti dilakukan oleh seorang santri dalam menerapkan dakwahnya. Salah satunya yaitu menjaga lingkungan hidup untuk generasi mendatang.
 
Banyak hal yang perlu dipahami oleh para santri, untuk lebih kritis dan kontekstual lagi dalam memahami dakwahnya. Syatori menegaskan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah mesti berpegang teguh pada prinsip teologis hablummninallah, hablumminannas, hablumminal 'alam.
 
Terutama prinsip yang terakhir, lanjut Syatori, ketiga prinsip teologis itu merupakan hal yang mendasar dari tugas suci umat manusia di muka bumi ini sebagai khalifatullah fil 'ardi (utusan Allah di bumi). Sehingga, menurutnya, menjaga, merawat dan menyelematkan bumi dari perubahan iklim adalah bagian dari tugas suci itu. Merusak dan menghancurkan bumi berarti pengingkaran atas-Nya. 
 
Berangkat dari hal itu, santri Patw mengikuti aksi damai pukul Mundur krisis iklim sebagai salah satu ikhtiar untuk mewujudkan prinsip-prinsip hal mendasar tersebut. Patwa, kata Syatori, turut ambil bagian dalam upaya-upaya penyelamatan bumi dari kehancuran akibat ulah keserakahan manusia yang mengeksploitasi berbagai jenis sumber daya alam.
 
"Di sini para santri bersama elemen masyarakat lainnya semata-mata meminta pemerintah untuk bertindak tegas dalam mengatasi krisis iklim yang disebabkan oleh korporasi-korporasi industri ekstraktif," ungkapnya.
 
Kepala Madrasah Aliyah Agama Islam Mertapada, Kiai Aris Ahmad Syatori mendukung penuh langkah para siswanya dalam mengimplementasikan wujud kepeduliannya terhadap isu-isu sosial dan lingkungan tersebut. Ia mengaku, sebagian besar siswanya telah mengikuti beberapa kegiatan literasi dan lingkungan seperti Jambore Santri untuk Energi Terbarukan, Earth Camp Energi Surya untuk Sekolah, dan yang lainnya.
 
"Dari kegiatan itu, mulai tumbuh benih-benih kepedulian para siswa MAAI terhadap lingkungan," ungkapnya.
 
Aris berpesan kepada para siswanya, untuk senantiasa berpegang teguh pada prinsip teologis agama Islam, yakni hablummninallah, hablumminannas, dan hablumminal 'alam. Sehingga harapnya, para siswa MAAI mampu menjadi generasi penerus bangsa, yang berkomitmen menjaga dan melestarikan bumi seisinya.

"Saya berharap, pada akhirnya nanti, mereka dapat menjadi generasi penerus yang tentunya masih eksis di dunia ini untuk bisa menjaga dan melestarikan bumi, setidaknya memperlambat kehancuran dunia yang pada akhirnya oleh tangan-tangan manusia itu sendiri," pungkasnya.
 
Kontributor: Abdul Muizz
Editor: Kendi Setiawan
 
Caption : Ratusan Santri PATWA Cirebon Ikut Aksi Serentak Dunia Selamatkan Bumi Dari Perubahan Iklim.*