Brebes, NU Online
Nabi Muhammad SAW saat lahir sudah dalam keadaan yatim, namun pada akhirnya menjadi pempimpin dunia. Untuk itu, anak yatim jangan minder atau rendah diri tapi malah harus semangat dalam menghadapi tantangan dunia.
Motivasi tersebut disampaikan direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Insani Brebes Sigit Laksamana saat pemberian santunan Anak Yatim Piatu Masjid Al Mukarromah Islamic Center Brebes, di masjid setempat Jumat (1/6) sore.
Menurutnya, anak yatim perlu menjaga kesehatannya dan selalu belajar agar ilmunya terus bertambah sehingga menjadi generasi yang berkualitas.
Sigit menandasakan, kalau kesehatan itu penting, orang sakit susah dan menyusahkan. Sekarang cari kamar rawat inap saja sangat sulit karena sudah terlalu banyak yang dirawat. Ketahuilah bahwa kesehatan merupakan nikmat yang besar. Apalah artinya punya banyak uang, sedangkan badan selalu sakit sakitan, ya tentunya tidak nikmat.
Rasulullah juga mencintai anak yatim, kata Rasul anak yatim yang saleh dan salehah akan bersama Rasul di Surga-Nya dengan sangat dekat bagai jari telunjuk dan jari tengah, berdampingan sangat dekat.
Santunan yang mengusung tema indahnya berbagi di bulan berkah digelar Pengurus Masjid Al Mukaromah Islamic Center bekerja sama dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Insani Brebes dan Baznas Kabupaten Brebes.
Pengurus Masjid Al Mukaromah H Abdul Haris menjelaskan, sebanyak 150 anak yatim piatu dan 25 kaum dhuafa mendapat santunan. Untuk yatim piatu mendapatkan santunan berupa tas sekolah, buku, pensil, ballpoint, dan sejumlah uang. Sedangkan kaum dhuafa hanya mendapatkan santunan dalam bentuk uang.
Menurut Haris, kegiatan tersebut digelar setiap bulan Ramadhan dengan jumlah anak yang disantuni selalu meningkat. Jumlah bingkisan yang diterimakan juga bertambah. Dia berpesan kepada anak anak yatim agar selalu rajin puasa, meski masih tahap latihan. Kalau tidak dilatih dari kecil, pada saat besar amat sulit untuk pembiasaan diri dalam berpuasa.
Dalam kesempatan tersebut, ceramah agama disampaikan pendongeng dari Tegal Tedy. Dia mengupas tentang keimanan, rasa cinta kepada orang tua, guru, ulama dan jangan mudah terkecoh oleh hasutan setan yang selalu menyesatkan.
Gaya bercerita yang segar, menjadikan anak-anak betah mendengarkan apa yang disampaikan Tedy. Dia mengambil lakon Siti anak Salehah yang rajin puasa dan shalat. (Wasdiun/Muiz)